Ekonomi

Produsen Gitar Gibson Bangkrut

JAKARTA - Pada zamannya, tidak ada satupun gitaris maupun pemian gitar 'kampung yang tidak mengetahui gitar merk Gibson. Namun kabar dukanya, per 1 Mei 2018, produsen gitar legendaris ini menyatakan bangkrut. Apa yang terjadi?

Ternyata, produsen gitar asal Amerika Serikat ini terlilit hutang sebesar US$100 juta atau setara dengan Rp1,3 triliun. Bahkan dalam dokumen yang diajukan ke Pengadilan Delaware, mereka memiliki utang sebesar US$500 juta atau setara dengan Rp6,5 triliun.

Meski bangkrut, Gibson memiliki rencana untuk bangkit dan melunasi hutang terebut. Kini Gibson bersiap menjual aksesoris musik seperti headphone dan speaker. 

Bersamaan dengan itu, produsen gitar yang bermarkas di Nashville ini tengah merombak ulang susunan organisasi dan struktur untuk kembali menjual alat musik. 

"Gibson akan kembali pulih dari [status] Pasal 11 [bangkrut] dengan pendanaan modal kerja, pengurangan utang material, dan platform yang berfokus pada instrumen musik lebih ramping juga kuat," kata pernyataan perusahan tersebut.

Kebangkrutan Gibson sudah diduga sejak awal tahun. Perusahaan jasa keuangan Standard & Poor's menurunkan peringkat Gibson karena khawatir gagal membayar kewajiban utangnya.

Gibson yang terbentuk pada 1894 sudah memproduksi banyak gitar untuk musisi kenamaan internasional. Sejumlah musisi yang menggunakan gitar produksi Gibson adalah Slash (Guns N Roses), Joe Perry (Aerosmith), Jimmy Page (Led Zeppelin) dan Gary Moore (Skid Row). 

Melansir CNN Money, gitar elektrik seri Les Paul adalah gitar Gibon paling laku sepanjang sejarah. Eric Clapton dan Pete Townshend (The who) adalah sejumlah musisi yang pernah memainkan Les Paul.*