Destinasi Luar Negeri

Pilar Penopang Candi Ini Melayang, Kok Bisa?

INDIA - Keindahan abad ke-16 bisa dilihat salah satunya dari peninggalan berbagai bangunan yang masih kokoh saat ini, yaitu candi. banyak sekali candi-candi di seluruh dunia, terutama di Asia Tenggara yang merupakan warisan kejayaan para leluhur dalam teknologi bangunan.

Candi dibangun bukan hanya mengandalkan tenaga tetapi juga ilmu pengetahuan, maka tidak heran jika setiap candi memiliki keunikan sendiri. Salah satunya adalah candi Veerabhadra yang dikenal sebagai Candi Lepakshi, terletak di desa kecil bersejarah Lepakshi di Kabupaten Anantapur dari Andhra Pradesh, India.

Letaknya sekitar 15 kilometer sebelah timur dari Hindupur, dan sekitar 120 kilometer di sebelah utara dari Bangalore. Dibangun dengan gaya khas arsitektur Wijayanagara, candi ini memiliki banyak patung yang indah dari Dewa, Dewi, penari dan musisi, serta ratusan lukisan seluruh dinding, kolom dan langit-langit yang menggambarkan cerita dari epos Mahabharata, Ramayana, dan Purana.

Di depan candi adalah Nandi besar, gunung Siwa, yang diukir dari satu blok batu, dan dikatakan sebagai salah satu yang terbesar dari jenisnya di dunia.

Candi Veerabhadra terkenal juga karena tekniknya yang membuat kita terheran-heran. Di antara 70 pilar batu, ada satu yang menggantung seperti melayang. Dasar pilar yang hampir menyentuh tanah, masih memungkinkan untuk dilewati objek seperti selembar kertas atau sepotong kain dari satu sisi ke sisi lain.

Pilar yang melayang ini juga sempat membuat frustasi insinyur asal Inggris, yang mencoba mengungkapkan rahasianya dan bagaimana pilar ini bisa berdiri tegak dan tidak terpengaruh.


Candi Veerabhadra dibangun oleh saudara Viranna dan Virupanna, bawah Kekaisaran Vijayanagar selama pemerintahan Raja Achutaraya.

Desa Lepakshi memegang tempat yang signifikan dalam wiracarita Ramayana India. Legenda mengatakan bahwa burung Jatayu, terluka oleh raja Lanka, Rahwana, jatuh di sini setelah pertempuran sia-sia terhadap raja yang membawa pergi Sita, istri Rama, raja Ayodhya. Ketika Rama mencapai tempat itu, ia melihat burung itu dan berkata dengan penuh kasih kepadanya, "Le Pakshi" yang berarti "Bangkitlah, burung" di Telegu.*