'Ngabuburit' dengan Gamelan Sunda di London

LONDON - Suara suling bambu yang begitu merdu dimainkan oleh Jasmine Hornabrook, salah seorang anggota Goldsmiths Gamelan Group memesona para pengunjung Museum Horniman and Gardens pada sore itu di salah satu sudut Kota London, Inggris.

Penampilan kolaborasi yang indah antara seniman musik Sunda, Lili Suparli dan Rudi Mukhram dengan grup gamelan dari Universitas Goldsmith pimpinan "Kang" Dr Barley Norton terasa sangat istimewa di saat "ngabuburit", menunggu waktu berbuka puasa, yang cukup panjang di Inggris. 

Tembang Jipang Prawa ditampilkan sebagai bubuka, tembang pembukaan, memberikan energi yang mengisi seluruh ruang rumah kaca "conservatory"di halaman Horniman Museum and Gardens dari Institut Seni Budaya Indonesia yang memiliki arsitektur sangat unik dan mulai dibuka sejak tahun 1901. 

Irama tembang ini yang berkarakter dengan pergantian tempo yang variatif mengundang anak-anak Inggris yang menyaksikan untuk ikut bergoyang dan bertepuk tangan.

Tembang Sorban Palid yang sangat popular di kalangan masyarakat Jawa Barat atau yang diistilahkan oleh Kang Barley sebagai the Floating Turban cukup menggelitik pengunjung yang menyaksikan.

Di beberapa bagian musik tersebut, Kang Barley mengangkat tangannya dan mengajak seluruh penonton untuk bertepuk tangan dengan nada tertentu seirama dengan ketukan kendang dan kecrek. 

"Kekompakan para musisi dari kedua negara memainkan alat musik tiup, petik dan pukul itu sangat apik dan mengagumkan," kata Minister Counsellor Penerangan, Sosial dan Budaya KBRI London, Thomas Siregar

Tembang Galatik Mangut, Senggot dan Kalangkang melengkapi suasana parahyangan di selatan kota London yang sejuk karena baru diguyur hujan cukup lebat tersebut. 

Atase Pendidikan dan Kebudayaan KBRI London, Prof. E. Aminudin Aziz menyatakan acara itu terselenggara berkat kerja sama KBRI London melalui Program Residensi Seniman Jawa Barat, Lili Suparli dan Rudi Mukhram dari Institut Seni Budaya Indonesia (ISBI) Bandung dengan Departemen Musik Universitas Goldsmiths dan Horniman Museum and Gardens.

Dia menyampaikan apresiasi kepada para musisi Indonesia dan Inggris yang telah mempopulerkan seni musik Jawa Barat di Inggris, yang dirasakan belum begitu banyak dikenali oleh publik Inggris. 

Pasca-program Residensi Seniman Sunda pada 2017 di London, Kang Barley melanjutkan program khusus belajar seni degung dan kendang Sunda kepada Lili Suparli di Bandung. 

Ketertarikannya mendalami seni musik Sunda muncul setelah memperhatikan keunikan langgamnya dibandingkan dengan musik lainnya. 

Disamping itu, Kang Barley juga melihat belum terlalu banyak orang Inggris yang secara khusus belajar seni Sunda. Padahal, minat masyarakat Inggris terhadap seni Sunda sangat besar. Hal ini nampak dari banyaknya pengunjung pada setiap acara pagelaran seni Sunda di Inggris, khususnya kota London.*