Food

Sambal Indonesia Tidak Mendunia, Ternyata Ini Alasannya

IDNJurnal - Soal kuliner, Indonesia diakui negara kuliner besar. Bahkan, dari jenis sambal saja, Indonesian memiliki ratusan jenis sambal. Sebut saja, sambal terasi, sambal matan dan sambal-sambal lainnya. Sayangnya, tidak ada satu jenis sambal pun dari Indonesia yang sudah go internasional. 

Jika di Korea Selatan ada Gochujang, Wasabi dari Jepang, Chili Oil dari China, Sriracha dari Thailand, dan Salsa dari Meksiko adalah deretan sambal yang sudah mendunia. Sementara Indonesia, punya ratusan variasi makanan pedas, tidak ada mewakilinya. 

Ternyata penyebabnya karena memang varian sambal Indonesia tidak dipromosikan. Hal ini diakui Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) bahwa fokus yang dikenalkan ke dunia adalah Soto dan Kopi Indonesia. 

"Saat ini sambal belum secara spesifik masuk ke dalam program, tapi kami sudah lirik-lirik bahwa ini merupakan salah satu potensi. Mudah-mudahan setelah ini bisa dimasukkan dalam program," kata Deputi Pemasaran Bekraf Joshua Simandjuntak di Jakarta, Senin (9/4/2018).

Untuk memperkenalkan kuliner Indonesia termasuk sambal secara masif ke mancanegara, Joshua menjelaskan perlu dilakukan beberapa tahapan. Mulai dari melakukan pendataan untuk mempermudah strategi hingga memasarkannya ke luar negeri. Selain itu, perlu dipastikan bahwa industri kuliner sambal di dalam negeri sudah berjalan dengan baik dan siap di bawa ke pasar global.

"Tantangan pertama itu ada di mata rantai produksi. Bagaimana kesiapan sambal itu sendiri, apakah bahan mentahnya mencukupi atau tidak? Karena otomatis ada peningkatan volume," tutur Joshua.

Tantangan lain juga datang dari segi promosi pada pihak asing. Menurut Joshua, tingkat kepedasan rata-rata dipengaruhi oleh budaya. Joshua mencontohkan rasa pedas Amerika Serikat yang banyak terpengaruh dari rasa pedas cabai jalapeno daari Meksiko.

"Ini tantangan juga karena pedas Indonesia berbeda dengan pedas Amerika," ujar Joshua. 

Sementara itu, dari kalangan koki, Chef Ragil Imam Wibowo menilai sebenarnya orang asing sudah mulai berpikiran terbuka terhadap rasa pedas. Sehingga terdapat peluang untuk memperkenalkan sambal Indonesia ke luar negeri. Namun, dia menyarankan agar pemerintah memperkenalkan makanan Indonesia secara terfokus agar tidak membuat orang asing kebingungan.

"Sebaiknya diperkenalkan satu-satu dulu supaya enggak bingung," ujar Chef Ragil.

Chef Billy Kalangi menambahkan, promosi sambal dari Indonesia ke dunia internasional terhambat lantaran sulit menembus selera dan budaya asing terhadap sambal terutama negara barat. Chef Billy menjelaskan orang Eropa dan Amerika tak terbiasa dengan rasa pedas dari cabai Indonesia sehingga pemasaran ke luar negeri menjadi pelan.

"Sebenarnya sudah dipromosikan ada rendang, nasi goreng pakai balado tapi bali lagi ke daya konsumsi. Kalau Asia cenderung masih bisa menerima tapi kalau Barat mereka cenderung menolak karena rasa yang pedas," kata Chef Billy  beberapa waktu lalu.*