Theufufa, Minuman Khas Bangka Berkhasiat Usir Penyakit

Ahad, 13 Mei 2018 - 13:25:00 WIB

Theufufa, Minuman khas Bangka Belitung. (sumber;internet)

BABEL - Air kembang tahu alias theufu atau yang lebih dikenal oleh masyarakat Bangka Belitung (Babel) dengan nama theufufa. Minuman tradisional ini tak asing lagi di telinga masyarakat Babel, hampir seluruh pelosok di pulau Bangka mengenali minuman berbahan dasar kembang tahu tersebut. Sayangnya, kini keberadaan theufufa bisa dihitung dengan jari.

Kofen (49) warga keturunan Tionghoa yang menjual Theufufa menjelaskan, proses pembuatan theufufa tidaklah sulit, karena hampir sama dengan pembuatan tahu yang berbahan dasar kedelai.

Bedanya, kata dia pertama bahan kedelai yang sudah di rendam, kemudian di giling dan dimasak hingga mendidih. Lalu diangkat dan dipindahkan ke dalam wadah, dan ditunggu sekira 4 jam maka theufufa pun menjadi.

"Setelah kedelai dimasak menjadi tahu muda, barulah dicampur dengan air gula merah dan air jahe, theufufa pun siap untuk disajikan. Sedangkan untuk proses pembuatan tahu langsung di cetak," ujarnya di Pangkalpinang, Ahad (13/5/2018).

Kofen menjelaskan, theufufa cocok sekali diminum dalam kondisi cuaca yang dingin, karena dapat menghangatkan suhu tubuh dan juga pas untuk menu berbuka puasa seperti saat bulan Ramadan 2018 nanti.

Theufufa sendiri memiliki 8 khasiat bagi kesehatan tubuh seperti dapat merangsang mengeluarkan ASI, menurunkan darah tinggi, menurunkan gangguan diare, menurunkan diabetes, menurunkan kolesterol, mencegah penyakit jantung koroner, mencegah kanker payudara, dan membantu menurunkan hot flushes saat menopause.

Dibalik kenikmatan rasanya, lanjutnya minuman tradisional terbuat dari kembang tahu, dicampur air gula, dan jahe ini berkhasiat juga meningkatkan sistem kekebalan tubuh, serta menghilangkan lelah usai beraktifitas.

Kofen warga keturunan Tionghoa menyebutkan sudah berjualan minuman tradisi sejak 1980 silam, dikarenakan merasa tergerak melestarikan minuman khas negeri Tiongkok ini sekaligus sebagai sumber mata pencahariannya.

"Minuman ini memiliki cita rasanya yang berbeda, dalam satu hari saya menjual 150 mangkuk theufufa. Saya tidak hanya untuk jualan di kaki lima, sering juga menerima pesanan untuk kegiatan pernikahan dan ulang tahun, untuk acara pernikahan atau ulang tahun saya menjual 500 ribu perwadahnya," terangnya.

Kofen mengaku menjalankan usahanya ini, niat awal untuk pelestarian minuman tradisional dan bisa menafkahi keluarga hanya dengan berjualan theufufa.

"Dulu sempat kerja sama orang yang juga orangtua keturunan tionghoa. Tapi sekarang usaha kembang tahu bisa menghidupi keluarga saya," ungkap bapak empat anak tersebut.

Menurutnya, minuman tradisional itu aslinya dari orang ua dulu turun menurun, dikasih tahu resepnya seperti kemudian dikembangkan Kofen dalam proses sendiri.

"Satu porsi kembang tahu ini kita jual sekarang Rp5.000, kalau dulu itu ketika mulai usaha Rp500 perak. Sehari kita mampu menjual sekitar 150 mangkuk itu setiap hari saat berjualan," pungkas Kofen.

Sementara penikmat theufufa Gogon Prasetyo mengaku minuman ini cocok diminum pada malam hari. Theufufa mampu menghangatkan tubuh sekaligus menambah stamina agar tak mudah terserang penyakit .

"Kita langganan beli theufufa ini, selain rasanya enak, juga bagus menjaga kesehatan tubuh, penambah stamina karena terbuat dari bahan kedelai, air gula, jahe, dan semuanya itu alami," ucapnya.

Untuk menikmati minuman tradisional theufufa warga kota Pangkalpinang, dan sekitarnya dapat datang ke warung kaki lima yang terletak di simpang lampu merah Semabung kota Pangkalpinang,

Tak jarang pula ada yang datang langsung ke rumah Kofen. Biasanya Kofen mulai berjualan dari pukul 14.00 WIB siang hingga 17.00 WIB, dan untuk mencicipinya Anda bisa merogoh kocek sebesar Rp5 ribu rupiah per mangkoknya.*