8.000 Ton Sampah Jakarta akan Disulap Jadi Listrik

Senin, 21 Mei 2018 - 06:05:00 WIB

Ilustrasi energi listrik. (sumber;internet)

JAKARTA - Untuk mengatasi tumpukan sampah di Jakarta, pemerintah melakukan Pencanangan Pembangunan Fasilitas Pengolahan Sampah di Dalam Kota atau Intermediate Treatment Facility (ITF) di wilayah Sunter. Nantinya sampah akan diolah dengan proses insinerasi dan pemanfaatan panas untuk menjadi tenaga listrik.

Fasilitas ITF yang merupakan teknologi insinerasi telah diresmikan di Sunter oleh Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno dihadiri pula oleh Asisten Deputi Bidang Infrastruktur Pertambangan dan Energi Yudi Prabangkara bersama Duta Besar Finlandia Paivi Hiltunen, Dubes Swedia Johanna Brismar Skoog dan Dubes Norwegia Vegard Kaale.

Proyek ITF ini sendiri akan digarap oleh BUMD DKI PT Jakarta Propertindo (JakPro) yang juga menggandeng perusahaan-perusahaan dari Finlandia, Swedia, Norwegia dan Denmark yang merupakan mitra dalam pembangunan proyek ini. 

Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) juga berperan sebagai mitra pendamping Jakpro. BPPT berperan memilih teknologi pengolahan sampah yang akhirnya memiilh badan usaha milik pemerintah Finlandia yang bergerak di bidang energi bersih - Fortum sebagai mitra pembangunan dan pengoperasian ITF di DKI Jakarta.

"Menko Maritim Luhut Binsar Pandjaitan ditunjuk sebagai ketua tim koordinasi untuk percepatan pembangunan pengolahan sampah yang menghasilkan energi dan berbasis teknologi ramah lingkungan," kata Asisten Deputi Bidang Infrastruktur Pertambangan dan Energi Yudi Prabangkara dalam keterangan tertulisnya, Kemarin.

ITF sendiri sudah melalui rangkaian kajian mendalam untuk menetapkan pertimbangan aspek-aspek teknologi yang ramah lingkungan dan mampu mereduksi sampah secara baik dan efektif.

Daerah Khusus Ibukota Jakarta sendiri termasuk dalam 12 lokasi untuk membangun fasilitas pengolahan sampah sebagaimana tercantum dalam Peraturan Presiden (Prepres) Nomor 35 Tahun 2018 tentang percepatan pembangunan Instalasi Pengolahan Sampah Menjadi Energi Listik Berbasis Teknologi Ramah Lingkungan Sampah.

"Sudah ada 12 lokasi (provinsi dan kota) yang ikut dalam program Perpres 35 Tahun 2018, yaitu DKI Jakarta, Palembang, Tangerang, Tangerang Selatan, Jawa Barat, Bekasi, Semarang, Surakarta, Surabaya, Denpasar, Makassar, dan terakhir adalah Menado," tambah Yudi.

Produksi sampah di Jakarta sangat tinggi, diperkirakan mencapai 7.000 hingga 8.000 ton per hari. Bila hanya mengandalkan pola penimbunan sampah di TPA Bantargebang tidak dapat menyelesaikan masalah sampah.

Alih-alih menyelesaikan, penimbunan sampah menyebabkan masalah lingkungan bertambah kompleks karena kapasitas sampah yang sudah melampaui batas. Sementara, jarak tempuh yang jauh dari kota Jakarta ke lokasi TPA Bantargebang menimbulkan permasalahan transportasi.

Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno juga menjelaskan bahwa program ini merupakan kolaborasi internasional dengan perusahaan BUMD (Jakpro), Perusahaan Energi Bersih Fortum dan World Bank yang akan ikut berpartisipasi dalam hal pendanaan.

"ITF dapat menciptakan efisiensi 2200 ton sampah dan 25% sampah tersebut dikonversikan menjadi 35 megawatt listrik. Hal ini akan menjadi lembaran baru mengenai pengolahan sampah masa depan, sehingga Jakarta akan bersih, ekonominya bergerak dan dapat menciptakan banyak peluang usaha dan lapangan kerja bagi warga Jakarta," kata Sandi.*