Sempat Mucul, Kemana Pergi Buaya di Anak Sungai Ciliwung Jakarta?

Ahad, 14 Oktober 2018 - 09:21:00 WIB

sumber;internet

JAKARTA - Setengah tahun belakangan, warga DKI Jakarta digemparkan keberadaan sejumlah buaya di beberapa aliran sungai di wilayah ibu kota Republik Indonesia tersebut. Hal itu pun menjadi pertanyaan, pasalnya kondisi perairan di Jakarta saat ini dinilai tak lazim bagi buaya untuk tumbuh berkembang biak.

Reptil yang jejak evolusinya telah berusia jutaan tahun ini, umumnya hidup di kawasan perairan, baik tawar dan laut, yang masih alami dan tidak terdampak pencemaran lingkungan. Berbeda dengan kondisi perairan di Jakarta yang umumnya relatif keruh, dan tercemari berbagai jenis limbah.

Pencarian besar-besaran pun dilakukan Pemprov DKI Jakarta pada Juni hingga Juli lalu akibat ditemukannya buaya-buaya di kawasan Kali Grogol, Jakarta Barat. Kabar terkini, muncul juga beberapa ekor buaya di aliran anak Sungai Ciliwung yang berada di depan pusat perbelanjaan Mangga Dua Square, Jalan Gunung Sahari Jakarta Utara.

Seorang warga Pademangan yang sering memancing di sekitar jembatan tersebut, Parta, mengaku hampir setiap hari melihat buaya-buaya tersebut berenang di sekitar jembatan atau memunculkan kepalanya ke permukaan.

"Saya sudah lama bilang ada buaya juga di sini, tapi tidak ada yang percaya karena tidak ada yang melihat selain saya. Foto juga tidak punya, handphone [telepon seluler] saya [model] lawas, tidak ada kameranya," ujar Parta, Sabtu (13/10/2018).

Kabar dari mulut ke mulut, diperkirakan saat ini ada tiga ekor buaya yang bersarang di bawah jembatan yang menghubungkan Mangga Dua Square dan Jalan Gunung Sahari.

Parta mengaku beberapa kali memergoki salah satu buaya yang muncul saat subuh, ketika situasi jalan masih sepi dari aktivitas manusia. Namun, terkadang buaya-buaya tersebut juga naik ke gundukan tanah di pinggir sungai pada pagi hari, saat matahari baru naik. Buaya di sana, kata Parta, diketahui dirinya sebelum ramai pemberitaan soal buaya di Kali Grogol, Jakarta Barat.

Buaya merupakan satwa berdarah dingin yang harus menghangatkan suhu tubuhnya secara manual dengan cara berjemur di bawah sinar matahari.

Para menduga ada lubang bawah jembatan yang menjadi sarang buaya-buaya tersebut. Oleh karenanya, untuk saat ini ia tidak berani memancing hingga bawah jembatan untuk menghindari serangan buaya.*