2 Bulan Dikubur, Pria Muslim ini 'Pulang' ke Rumahnya

Sabtu, 10 November 2018 - 09:47:00 WIB

Surat kematian. (Sumber;internet)

ASTANA - Seorang pria asal Kazakhstan yang sudah dianggap telah meninggal dunia muncul di rumah keluarganya dua bulan setelah ia dimakamkan. Sudah barang tentu keluarganya kaget bukan kepalang.

"Saking kagetnya, putri saya nyaris mati terkena serangan jantung, ketika paman Aigali berjalan melewati pintu dan terlihat sehat setelah dua bulan kami menguburkannya," tutur salah seorang anggota keluarganya, Esengali Supygaliev kepada situs berita Azh.kz.

Pria berusia 63 tahun itu meninggalkan rumah pada suatu pagi di bulan Juni dan tidak kembali lagi. "Sebelumnya Aigali memang sering pergi begitu saja selama satu atau dua minggu, tanpa kabar," kata Esengali.

Karenanya keluarga mereka menunggu sampai sebulan sebelum menghubungi Polisi. Suatu hari mereka diminta datang ke kantor polisi untuk mengidentifikasi jasad manusia yang terbakar. Dan tes DNA menunjukkan bahwa jasad itu 'hampir cocok 99,2%' dengan Aigali Supygaliev, kata pihak berwenang. Maka dikeluarkanlah sertifikat kematian resmi.

Berbagi teh dan ungkapan simpati
Pada bulan September, keluarga memakamkan Aigali di pemakaman Muslim Tomarly, kota asal mereka di sebelah utara pelabuhan Laut Kaspia di Atyrau.

"Kami mengadakan peringatan, dan keluarga besar menggelar upacara tradisional yang disebut 'konil shai' di mana teman-teman dapat berbagi teh dan simpati dengan yang berduka," kata Esengali.

Jadi, ketika Aigali muncul dua bulan kemudian, ia harus menjelaskan apa yang terjadi.

Ia mengatakan pada hari ia meninggalkan rumah, ia mengambil tawaran pekerjaan dari seorang pria yang ditemuinya di pasar. Setelah pekerjaan selesai, empat bulan kemudian Aigali kembali pulang ke Tomarly.

Baik polisi maupun departemen kehakiman setempat belum memberikan keterangan terkait peristiwa ini. Forensik yang melakukan analisis DNA mengungkapkan kepada Azh.kz yakin hasil uji DNA cocok 99.2%, "namun ada 0,8% yang tidak boleh dilupakan," kata pihak forensik.

Keluarga Supygaliev merasa tidak senang, karena mereka telah mengeluarkan uang untuk batu nisan dan mendirikan bangunan batu untuk makam sesuai tradisi Kazakh. Mereka bahkan harus mengembalikan uang pensiun selama dua bulan karena Aigali sudah dinyatakan 'meninggal', dan sedang mempertimbangkan melakukan gugatan hukum.

Namun sebuah pertanyaan besar menggelayuti keluarga tersebut. "Siapa yang kami kubur? Mungkin keluarga lain juga mencarinya," kata Esengali dengan rasa menyesal.*