Media Lokal Dilarang, Prabowo Justru Bicara dengan Media Asing

Selasa, 07 Mei 2019 - 10:03:00 WIB

JAKARTA - Calon Presiden Nomor Urut 02, Prabowo Subianto, melarang wartawan media lokal meliput saat dirinya berbicara dengan sejumlah perwakilan kedutaan besar negara sahabat dan media asing di kediamannya, Jalan Kertanegara IV, Jakarta Selatan kemarin malam.

Dari keterangan tertulis yang diterima, Prabowo mengaku dirinya memang sengaja ingin menyampaikan kepada komunitas media asing dan kedutaan asing terkait pandangannya selama Pemilu 2019. Media lokal yang ingin masuk pun dilarang dan hanya diperbolehkan menunggu di luar pagar rumah Prabowo.

Sejumlah media asing yang mendatangi kediaman Prabowo itu di antaranya adalah Aljazeera, ABC, Anadolu, dan BBC. Tampak pula perwakilan dari media berbahasa Inggris yang berbasis di Jakarta, Independent Observer.

Sementara itu untuk perwakilan kedutaan negara sahabat, tak bisa terpantau karena mereka turun dari kendaraan yang membawa mereka di dalam pagar rumah Prabowo.

"Kami telah menjalani kampanye politik yang sangat berat dan panjang. Setelah masa kampanye berakhir, kami mencoba untuk menjalin hubungan dengan media dan komunitas asing untuk menyampaikan pandangan kami," ungkap Prabowo kepada para media asing itu seperti dikutip dari keterangan tertulis.

Diakui Prabowo, dirinya memang sengaja ingin menjelaskan kepada warga dunia melalui media asing bahwa pihaknya telah mengalami aksi kecurangan secara terbuka, yang menurutnya telah melenceng dari norma demokrasi. 

"Pada intinya, kami mencoba untuk menjelaskan kepada warga dunia dan Indonesia tentunya, bahwa kami mengalami pemilu dengan aksi kecurangan yang terbuka dan terbukti melenceng dari norma demokrasi," kata dia.

Prabowo pun menuding kecurangan itu ditandai dengan pemberdayaan aparat kepolisian yang secara terang-terangan, dan institusi pemerintahan seperti badan intelijen yang telah bersikap tak wajar kepada pihaknya.

Mantan Komandan Jenderal Kopassus itu bahkan mengklaim dirinya memiliki banyak bukti laporan-laporan kecurangan. Di antaranya surat suara tercoblos seperti yang ditemukan di Malaysia. 

"Kami memiliki banyak bukti dan laporan. Kecurangan surat suara seperti surat suara yang sudah dicoblos sebelum pemilu misalnya yang ditemukan di Malaysia, dan berikutnya hal-hal lain," kata dia.

Tak hanya itu, dia juga mengaku bahwa pihaknya memiliki sejumlah ahli yang akan memberikan paparan teknis terkait temuan kecurangan ini.

Prabowo juga menyebut ada pihak yang ingin merusak sistem demokrasi di Indonesia dengan melanggar ketentuan-ketentuan yang ada. 

"Tapi apa yang terjadi saudara-saudara, inilah yang terjadi di Indonesia. Keinginan 267 juta penduduk Indonesia sedang dilanggar dan dipisahkan," kata Ketua Umum Partai Gerindra tersebut kepada para tamunya.*