KUNDUR, Pulau Sejuta Keindahan yang Hilang Peminat

Ahad, 09 Juni 2019 - 09:12:00 WIB

Ilustrasi.(sumber;internet)

PULAU KUNDUR merupakan pulau terbesar di Kabupaten Karimun. Daerah yang di gadang-gadangkan lima tahun lalu tepatnya pada tahun 2014 pantas menjadi daerah otonomi baru (DOB) atau berdiri menjadi Kabupaten sendiri lepas dari Kabupaten Karimun. Pulau ini dikenak dengan nama Tanjungbatu, yang diambil dari daerah yang paling dekat dengan pelabuhan domestik di Kundur.

Pulau kundur yang memiliki luas daerah 315,4 Kilometer persegi yang terbagi menjadi tiga kecamatan yaitu, Kecamatan Kundur yang beribukota di Tanjungbatu, Kecamatan Kundur Barat beribukota di Sawang dan Kecamatan Kundur Utara beribukota di Tanjung berlian atau urung. Pada setiap daerahnya memiliki potensi wisata yang indah.

Menelisik potensi yang dimiliki pulau Kundur sudah cukup pantas untuk berdiri sendiri menjadi Kabupaten, terutama potensi di bidang pariwisata pulau kundur menyuguhkan pantai-pantai yang sangat eksotis. Pantai-pantai tersebut adalah Pantai Mutiara (Pantai Lubuk) yang berada di Kecamatan Kundur, Pantai Ketapang yang berada di Kecamatan Kundur Utara, Pantai Sawang, Pantai Timun, dan juga Pantai Mukalimus yang saat ini menjadi primadona di pulau Kundur, berada di kecamatan Kundur Barat.

Selain potensi wisata pantai pulau kundur juga memiliki potensi buah-buahan yang sudah diakui mancanegara yaitu buah durian. Siapa yang tidak kenal dengan durian tanjungbatu?, buah yang memiliki duri tajam dan keras disetiap sisi kulitnya ini telah diakui oleh negara tetangga seperti Malaysia dan Singapura.

Potensi-potensi ini menjadikan Pulau Kundur sebagai salah satu destinasi wisata yang sangat diminati oleh para wisatawan lokal maupun manca negara. Akan tetapi potensi ini mulai hilang peminatnya, kenapa?, karena akses menuju pulau kundur sangat terbatas bagi wisatawan lokal diluar pulau kundur dan mancanegara.
Kundur tidak memiliki pelabuhan internasional hal ini merupakan salah satu masalah yang harus diselaikan oleh Pemerintah yaitu Pemerintah Kabupaten Karimun. Kenapa hal ini menjadi masalah? Karena akses ke Kundur sangat minim untuk wisatawan mancanegara dimana mereka harus melalui pulau Karimun terlebih dahulu jika ingin ke Kundur. Jika Pulau Kundur memiliki pelabuhan internasional sendiri maka para wisatawan mancanegara tidak perlu lagi melalui Pulau Karimun.

Memang akses antara Kundur dan Karimun sudah sangat banyak, akan tetapi para wisatawan mancanegara sedikit malas untuk ke Kundur, karena mereka harus menaiki kapal kembali untuk menyebrang ke Kundur. Jika Kundur memiliki pelabuhan internasional sendiri maka para wisatawan mancanegara hanya menaiki satu kapal saja.

Beberapa tahun lalu Kundur memiliki Peabuhan Internasional dimana begitu banyaknya wisatwan mancanegara seperti singapura dan malaysia datang ke Kundur. Kenapa saat ini di tutup?, apakah karena sepinya wisatawan mancanegara hadir ke Pulau Karimun?

Jika hal itu menjadi alasan kenapa pelabuhan internasional di kundur ditutup maka hal ini harus menjadi pelajaran dan kajian kepada Pemerintah Karimun, kenapa wisatawan Mancanegara lebih memilih ke Kundur dibandingkan ke Karimun, bukan menutup pelabuhan internasional di Kundur.

Jika kita telisik masuknya wisatawan mancanegara ke Kundur akan berdampak positif bagi Pemerintah Kabupaten Karimun secara tidak langsung, karena daya beli masyarakat akan meningkat yang nantinya akan meningkatkan juga pendapatan daerah Kabupaten Karimun, karena Pulau Kundur masih menjadi bagian dari wilayah Pemerintah Kabupaten Karimun, bukan berdiri sendiri.

Sangat diharapkan kepada Pemerintah Kabupaten Karimun untuk tidak egois dalam menentukan keputusan, karena kita melihat bahwa Pemerintah sepertinya takut wisatawan sedikit hadir di Karimun terutama wisatawan mancanegara. Kami sebagai masyarakat berharap pemerintah dapat kembali membuka pelabuhan internasional di Kundur sehingga akan meningkatkan perekonomian masyarakat yamg akan berdampak kepada APBD Kabupaten Karimun semakin meningkat, yang nantinya juga digunakan untuk kepentingan masyarakat bukan kepentingan golongan.*

Selamat Febriadi Ramadhona, S.Pd
Tokoh Muda Pulau Kundur