Temu Teater Se-Sumatera 2019, 'Situs' Tawarkan Wacana Lingkungan

Kamis, 01 Agustus 2019 - 14:25:00 WIB

PEKANBARU - Setelah memboyong karyanya berjudul, "Padang Perburuan" kebeberapa kota di Indonesia, kali ini, untuk keempat kalinya, Lembaga Teater Selembayung, kembali mementaskan nomor lain dari karya Fedli Azis berjudul, "Situs". Karya tersebut akan disuguhkan dalam perhelatan Temu Teater Se-Sumatera, 2-4 Agustus 2019 di Taman Budaya Jambi (TJB), Kota Jambi. 

Pada helat tajaan TJB nanti, Selembayung dijadwalkan tampil pada 3 Agustus, pukul 15.00 WIB. Meski karya yang dibawa tidak dalam versi lengkap, Fedli percaya, kesan dan pesan yang ingin disampaikan tidak akan berpengaruh apa-apa. Sebab sang sutradara sudah menyiasati dalam konteks pemanggungan. 

"Situs" sendiri berangkat dari keresahan akan berbagai persoalan sosial dan personal manusia yang hidup dalam limpahan kekayaan alam. Selain kekayaan sumber daya alam, juga sumber daya manusia, dalam hal ini, budaya. Keresahan ini, memantik spirit baru untuk menemukan kembali keinginan dan sumber utama kedigdayaan budaya yang lama terabaikan. 

Secara artistik, "Situs" bisa di kelompokkan dalam 'physical theatre", sebab tidak menggunakan bahasa ucap (verbal), melainkan bahasa tubuh dan ekspresi. Karya yang berdurasi 30 menit ini juga menggunakan simbol-simbol, yang mewakili local genius atau kekuatan lokal, budaya Riau. Secara fisik, di panggung dihadirkan kolam dan tempayan (kendi besar) yang biasa digunakan masyarakat Riau masa lampau. Palingtidak, karya ini menawarkan wacana yang multitafsir.

"Wacana yang kami tawarkan kebetulan berkaitkelindan dengan tema acara Temu Teater Se-Sumatera yakni Alam Takambang Jadi Guru". Saat bentang alam dirusak tangan-tangan liar manusia serakah, maka alam kehilangan kewibawaannya," ulas Fedli Azis, Kamis (1/8/2019).

Menurut Pimpinan Produksi "Situs" Rina NE, ada banyak komunitas yang tampil pada helat itu nantinya. Selain Riau, beberapa provinsi di Sumatera seperti tuan rumah Jambi, juga akan hadir Rumah Mata Medan (Sumut), Sumbar, Sumsel, dan lainnya. Akan ada wacana penting yang akan dibahas pekerja teater sepanjang acara berlangsung. Misalnya membahas kecendrungan isu yang kerap diangkat para pekerja teater di pulau ini. Salah satunya, persoalan ekologis.

"Situs sendiri, bukan dicipta baru-baru ini, atau untuk kesesuaian temu teater di Jambi. Karya Fedli ini telah dipentaskan sebanyak tiga kali. Diawali di helat Pasar Tari Kontemporer (Pastakom) 2016 di Kota Pekanbaru, KABA Festival 2017 di Kota Padang, dan helar Ekskavasi Swarnabhumi 2019 di Kota Medan. Karya ini, memang menjadi salah satu karya utama sang sutradara," papar Rina NE panjang lebar.*