Peserta Pesta Seks Swinger Surabaya Kelainan Jiwa? Polisi Cek Kejiwaan Mereka

Rabu, 18 April 2018 - 02:35:00 WIB

Foto saat ekspos perkara pesta sex swinger di mapolda Jawa Timur. (sumber;internet)

SURABAYA - Pelaku swinger atau tindak seksual dengan saling bertukar pasangan diindikasi memiliki kelainan jiwa yakni perilaku seks menyimpang. Untuk memastikan hal ini, polisi akan memeriksa keenam pelaku yang diamankan di sebuah hotel di Lawang, Malang.

"Pemeriksaan ini dilakukan psikiater rumah sakit Bhayangkara Polda Jatim untuk mengetahui kondisi kejiwaan, apakah ada peristiwa masa lalu yang mengakibatkan pelaku berbuat seperti itu," ujar Kasubdit Renakta Direskrimum Polda Jatim AKBP Yudhistira Midyawan, Selasa (17/4/2018).

Pihaknya juga mengaku akan terus mengembangkan kasus yang pertama kali terungkap tersebut, karena kuat dugaan ada pelaku utama dari komunitas yang lain. 

"Ini adalah fenomena gunung es, jelas dari setiap pelaku swinger itu juga melakukan hal serupa kepada pasangan lain. Ini kan semacam kelainan fantasi seksual yang sama, senang melihat pasangannya bermain dengan orang lain dan berulang-ulang," lanjutnya.

Seperti yang dikatakan Yudhi, setiap istri dari pasangan swinger mengaku takut ditinggal menikah lagi jika dirinya enggan menuruti hasrat seksual menyimpang suaminya. Yudhi menambahkan berdasarkan pengakuan ini juga bisa menjadi hal untuk menjerat pelaku.

"Tapi masih perlu kami dalami lagi, apakah ini benar. Makanya kami tunggu hasil tes psikologinya. Kita kan tahu hukuman bagi pelaku asusila seperti ini sangat ringan," tandasnya.

Pelaku yang memenuhi unsur pidana dalam kasus kali ini hanya satu orang yakni admin dalam grup WhatsApp Sparkling. Untuk sisanya kemungkinan bebas dan hanya ditetapkan sebatas saksi.

Untuk diketahui, kasus ini terungkap setelah tim unit asusila Subdit Renakta Ditreskrimum Polda Jatim membuntuti delapan pasangan yang diduga akan menggelar pesta seks. Sebelum ke Malang, para pelaku mencari hotel di wilayah Tretes Pandaan Pasuruan, tetapi semua kamar hotel penuh.

Kemudian mereka bergerak menuju ke Malang dan menemukan kamar yang nantinya sebagai lokasi penggerebekan. Karena kamar sempit, lima pasangan memutuskan kembali pulang dan tersisa tiga pasangan.

"Kunci serep tidak ada, terpaksa kita dobrak pintu kamar dan mereka ditemukan dalam kondisi tanpa pakaian," tambahnya. 

Sementara itu, pelaku diketahui berasal dari berbagai macam kalangan profesi dan berasal dari keluarga menengah ke atas. Anggota komunitas yang dikendalikan Tri Harso Djoko ini juga diketahui berasal dari berbagai daerah hingga luar Jawa Timur.*