Mandi Safar, Ritual Tolak Bala yang Sudah Berlangsung 30 Tahun

Rabu, 23 Oktober 2019 - 14:22:00 WIB

sumber;internet

BENGKALIS - Ritual Mandi Safar yang diselenggarakan Pemerintah Kabupaten Bengkalis melalui Dinas Pariwisata Kebudayaan Pemuda dan Olahraga (Disparbudpora) di Pantai Tanjung Lapin, Desa Tanjung Punak, Kecamatan Rupat Utara berlangsung semarak, Rabu (23/10/2019).

Gubernur Riau Syamsuar secara resmi membuka kegiatan yang menjadi tradisi di Rupat Utara. Tradisi ini didahului dengan doa, dilanjutkan tepuk tepung tawar oleh Gubernur Syamsuar diikuti istri, Bupati Bengkalis Amril Mukminin dan Istri, Ketua LAMR Zainuddin, Anggota DPRD Bengkalis dan sejumlah Forkopimda.

Usai tepuk tepung tawar, secara simbolis bersama-sama, dengan menggunakan gayung berbahan kayu dan tempurung kelapa, Gubernur dan Bupati Bengkalis menyirami air wafaq dari sumur ke delapan pasang anak-anak tersebut dimandikan secara bergantian.

Tradisi Mandi Safar merupakan tradisi warga di Pesisir Pantai Tanjung Punak dan Teluk Rhu, Kecamatan Rupat Utara. Inti dari tradisi ini adalah doa agar terhindar dari malapetaka atau tolak bala.

Gubri Syamsuar menyebutkan, kegiatan Mandi Safar merupakan bentuk kerohanian dan meminta kepada Tuhan untuk dihindari dari musibah atau balak dan malapetaka.

"Mudah-mudahan budaya baik ini bisa terus berlanjut dan menjadi promosi wisata di Riau," pintanya.

Bupati Bengkalis Amril Mukminin mengutarakan kebudayaan dan seni merupakan salah satu dari dua kekuatan yang mampu menjadi sebuah landasan yang kokoh bagi manusia di masa depan dalam menghadapi era globalisasi yang cenderung menggerus nilai-nilai kemanusiaan.

Bupati berharap, kegiatan Mandi Safar yang diselenggarakan setiap tahunnya ini, dapat menjadi media pertemuan seni dan budaya.

“Sehingga dapat membantu membangkitkan pemahaman dan kearifan lokal sebagai pedoman hidup berbangsa dan bernegara dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia”, harapnya.

Masih menurut Bupati, Bengkalis masih memiliki sikap budaya yang kuat. Sehingga bidang seni dan budaya terus mendapat perhatian yang besar dalam kebijakan pembangunan yang dilakukan.

“Baik tingkat Provinsi Riau umumnya, maupun Kabupaten Bengkalis khususnya”, ujarnya.

Bupati Amril Mukminin juga mengucapkan terima kasih kepada Gubernur Riau (Gubri) H Syamsuar yang telah memberikan perhatian khusus kepada pulau Rupat.

“Yakni, dengan memasukan pulau Rupat sebagai target pembangunan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Pariwisata dalam RPJMD Provinsi Riau tahun 2019-2024”, imbuhnya.

Sudah Berlangsung 30 Tahun

Penggagas Mandi Safar Pantai Tanjung Lapin Desa Tanjung Punak, Kecamatan Rupat Utara, Azhar Rais mengungkapkan, tradisi Mandi Safar di sana sudah berlangsung 30 tahun.

Saat itu, kata penggagas, 30 tahun lalu ritual Mandi Safar hanya ada di Desa Makeruh. Melihat itu, Azhar menginisiasi Mandi Safar dan dilestarikan sampai saat ini.

Air Mandi Safar bukan air sembarangan. Air tersebut berasal dari sumur tua di Pantai Tanjung Lapin yang sudah diwafaq.

"Sebagai penolak bala dari sumur tua yang telah dimasukkan wafaqnya bersama-sama, warga terlebih dahulu menggelar doa dan tepuk tepung tawar yang terdiri dari beras putih, kuning beretih dan tepung beras sebagai perlengkapan," ungkap Azhar.

Selain Gubernur dan istri yang juga Ketua Tim Penggerak PKK Provinsi Riau Hj Misnarni, ikut mendampingi Gubri H Syamsuar dalam acara tersebut Penjabat Sekretaris Daerah H Ahmad Syah Harrofie.

Kemudian hadir, Camat Rupat Utara Agus Sofyan, Kadis Parbudpora H Anharizal, serta sejumlah Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama serta Pejabat Administrator di Pemerintah Kabupaten Bengkalis.

Hadir juga dalam Puncak Festival Mandi Safar di Pantai Tanjung Lapin tersebut Ketua Majelis Kerapatan Adat Lembaga Adat Melayu Riau (MKA LAMR) Kabupaten Bengkalis Datuk Seri H Zainuddin Yusuf dan Ketua Dewan Pimpinan Harian LAMR Kabupaten Bengkalis Datuk Seri H Sofyan Said. Sedangkan anggota DPRD Bengkalis masa jabatan 2019-2024 yang hadir, diantaranya Al Azmi dan H Abi Bahrun.*