Media Sosial Pengaruhi Kebiasaan Makan

Senin, 02 Maret 2020 - 11:49:00 WIB

sumber;internet

JAKARTA - Di zaman kiwari, media sosial dipenuhi oleh unggahan soal makanan. Mulai dari foto artistik sajian makanan di restoran, beragam informasi soal program-program diet, hingga curhatan teman yang merasa bersalah setelah makan terlalu banyak.

Tanpa disadari, beragam unggahan soal makanan itu memengaruhi kebiasaan makan Anda. Hal itu ditemukan dalam sejumlah studi.

Studi pertama meneliti bagaimana norma sosial memengaruhi kebiasaan makan masyarakat. Namun, pada studi ini, para peneliti fokus pada lingkungan media sosial yang kini telah menjadi wadah sosial terbesar banyak orang.

Dalam studi tersebut, para peneliti bertanya kepada 369 mahasiswa tentang kebiasaan konsumsi buah-buahan, sayuran, camilan padat energi, dan minuman berpemanis. Tak hanya itu, peserta juga ditanyai soal lingkungan media sosial pribadinya serta preferensi teman-teman daringnya soal makanan.

Hasilnya, norma sosial juga memengaruhi kebiasaan makan seseorang di dunia daring dengan cara tertentu. Peneliti menemukan, seseorang punya kebiasaan makan yang sama dengan lingkungan media sosialnya.

"Saat seseorang melihat bahwa anggota kelompok lain [teman-teman media sosial] makan lebih banyak buah dan sayuran, dia juga melaporkan lebih banyak konsumsi buah dan sayuran," ujar Alix Timko, penulis studi yang merupakan ahli kesehatan jiwa di University of Pennsylvania, melansir Healthline.

Meneruskan hasil tersebut, para peneliti dari Aston University, Inggris, melakukan studi serupa. Studi ini menemukan hal yang serupa, yakni bahwa apa yang dikatakan orang lain di lingkungan media sosial tentang makanan akan memengaruhi kebiasaan makan seseorang.

"Studi ini menemukan, secara tidak sadar kita lebih banyak dipengaruhi oleh apa yang disampaikan teman di media sosial saat memilih makanan tertentu," ujar penulis studi, Lily Hawkins.

Lingkungan sosial punya peran besar dalam banyak kampanye kesehatan masyarakat. Dalam hal itu, perilaku pribadi diidentifikasi sebagai apa yang dilakukan kebanyakan orang.

"Implikasinya, kita dapat menggunakan media sosial untuk mendorong perilaku makan yang baik. Cara ini bisa dijadikan alat untuk mengontrol kesehatan masyarakat," ujar Hawkins.

Selain itu, media sosial juga dinilai dapat menghadirkan visual yang lebih baik tentang makanan. Hidangan yang difoto secara artistik menggoda banyak orang untuk mengonsumsinya.*