Ini Daftar BUMN Yang Terlilit Utang

Selasa, 02 Februari 2021 - 07:57:00 WIB

Ilustrasi.(sumber;internet)

JAKARTA - Wakil Menteri BUMN II Kartika Wirjoatmodjo mengungkap jumlah utang perusahaan pelat merah mencapai Rp1.682 triliun pada periode Januari-September 2020. Jumlahnya melesat dari tahun-tahun sebelumnya, yakni Rp1.251,7 triliun pada 2018 dan Rp1.393 triliun pada 2019.

Tiko, sapaan akrabnya, mengatakan penyebab tingginya utang BUMN karena penugasan pembangunan infrastruktur. Selain itu, juga dikarenakan tekanan pandemi Covid-19.

"Covid-19 memang secara signifikan memengaruhi seluruh perusahaan tak kecuali BUMN, pertumbuhan utang BUMN selama 5 tahun terakhir," ucap Tiko di acara BRI Group Economic Forum 2021, dikutip Selasa (2/2/2021).

Pandemi, katanya, memberi dampak penurunan konsumsi, sehingga menurunkan pendapatan para perusahaan negara.

"Kalau kita lihat growth revenue di mana yang paling berdampak sektor energi, di mana konsumsi dari pada BBM dan listrik selama 9 bulan lalu, karena covid ini membuat demand (permintaan) dan pembelian energi menurun drastis," imbuhnya.

Lantas, BUMN apa saja yang terlilit utang?

Sebelumnya, Tiko mengatakan pemerintah sudah memetakan beberapa BUMN yang memiliki utang dan akan direstrukturisasi. Mereka adalah PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk, PT Waskita Karya (Persero) Tbk, serta Perum Perumnas.

"Kami akan fokus ke BUMN yang terdampak signifikan dari sisi keuangan, kita tahu BUMN seperti Garuda, Waskita, Perumnas, terdampak dan di tahun ini berupaya maksimal melakukan restrukturisasi dengan perbankan," kata Tiko.

Restrukturisasi utang akan dilakukan pada tahun ini. Harapannya, restrukturisasi ini bisa segera memberi hasil.

"Agar secara keuangan bisa beroperasi lebih baik di 2021," jelasnya.

Selain tiga BUMN itu, Tiko juga menyiratkan ada beberapa perusahaan pelat merah yang kondisi keuangannya tengah menantang, yaitu PT Pertamina (Persero), PT PLN (Persero), PT KAI (Persero), PT Pelabuhan Indonesia (Persero), dan PT Angkasa Pura (Persero).

"Semua alhamdulillah berjalan optimal meski secara keuangan memang menantang, tapi layanan publik dan penerapan protokol kesehatan di seluruh aset kami mulai dari pelabuhan, airport, dan stasiun semuanya alhamdulillah berjalan dengan baik dan tetap mendukung aktivitas masyarakat," tandasnya.*