Pendidikan

Potret Madrasah, Sarana Minim Namun Jadi Idaman

Ilustrasi siswa madrasah belajar. (sumber;internet)

JAKARTA - Tidak semua madrasah memiliki sarana yang memadai dalam menunjang kegiatan belajar mengajar. Kondisi ini berbeda dengan sekolah umum yang lengkap dengan fasilitas.

Salah satu contohnya adalah beberapa madrasah di Ngawi, Jawa Timur. Di kabupaten yang dekat dengan perbatasan dua provinsi ini masih ada madrasah yang memiliki bangunan dari kayu, seperti Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN) 9 Jogorogo, sekolah setara SD.

Dinding sekolah ini adalah papan kayu. Sebagian ruang berdinding anyaman bambu dan berlantai tanah. " Bila hujan turun, genangan air masuk ke kelas dan menganggu aktivitas belahar siswa," ujar Kepala MIN 9 Jogorogo, Slamet Daroini, dikutip dari kemenag.go.id. 

Daroini mengatakan, sebagian besar bangunan MIN 9 Jogorogo didirikan atas swadaya masyarakat. Menurut dia, semangat ingin menyekolahkan anaknya di madrasah tersebut membuat para orangtua bahu membahu menyediakan fasilitas belajar yang memadai meski masih belum layak.

"Sekolah kami selalu diminati setiap tahunnya. Tahun ini saja kami menolak sekitar 30 siswa baru lantaran keterbatasan sarana dan prasarana belajar mengajar," kata Daroini.

Di Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTsN) Paron, fasilitas yang tersedia cukup memprihatinkan. Meski dinding sudah terbuat dari bata dan semen, hampir sebagian besar plafon di ruang kelas jebol.

Kondisi itu menimbulkan kebocoran di ruang kelas. Alhasil, para siswa harus pindah ke ruang kelas lain agar bisa tetap belajar.

"Kami berharap ada perhatian Kemenag terkait sarana dan prasarana di MTsN Paron yang dari hari ke hari kian memprihatinkan," kata Kepala MTsN Paron, Mustafid.

Meski demikian, MTsN Paron adalah madrasah dengan segudang prestasi. Sejumlah muridnya berhasil menjuarai sejumlah lomba seperti kaligrafi tingkat nasional di Aceh.

Kepala Kantor Kementerian Agama Ngawi, Zaenal Arifin, mengatakan minat masyarakat untuk menyekolahkan anak-anaknya di madrasah meningkat dari tahun ke tahun. Menurut dia, beberapa penyebabnya adalah dikembangkannya kegiatan penunjang seperti program tahfiz Alquran dan program-program lainnya.

Meski sarana yang tersedia kurang memadai, Zaenal mengatakan madrasah yang ada di Ngawi selalu bersemangat untuk menorehkan prestasi. Bahkan kini, menurut dia, terjadi penurunan tren orangtua mendaftarkan anaknya di sekolah umum dan lebih memilih madrasah.*



Loading...


[Ikuti IDNJurnal.com Melalui Sosial Media]






Tulis Komentar

Untuk Berbagi Berita / Informasi / Peristiwa
Silahkan SMS ke nomor HP : 0813-6567-1385
atau email ke alamat : [email protected] / [email protected]
Harap camtumkan detail data diri Anda
Pengutipan Berita dan Foto, Cantumkan IDNJurnal.com Sebagai Sumber Tanpa Penyingkatan
Loading...