Event Wisata

27 Ramadan, Ada 'Perang' Meriam Buluh Di Tepian Siak

Ilustrasi bermain meriam bambu. (sumber;internet)

SIAK - Setiap daerah di Indonesia tentunya memiliki permainan rakyat yang menjadi ciri khasnya. Ada juga permainan yang khusus dimainkan pada masa-masa khusus, seperti bulan ramadan ini. Di Siak malam 27 Ramadan atau bertepatan dengan hari Selasa (12/6/2018) malam, ada khazanah budaya Melayu yang khas, yaitu Festival Meriam Buluh II. 

Bertempat di Tepian Bandar Sungai Jantan, meriam yang terbuat dari buluh (bambu besar-red) akan 'meledak' saling sahut di Negeri Istana di Provinsi Riau ini. Disebut Ketua Panitia Festival Meriam Buluh II, Anggie F, kegiatan ini sengaja di gelar untuk dapat menjaga khazanah Melayu di kalangan anak-anak yang sudah mulai terkikis zaman. 

"Permainan ini biasa dilakukan anak-anak menjelang berbuka pada masa itu. Ini permainan tradisional yang hanya dilakukan setahun sekali, yaitu pada bulan ramadan saja. Karena itu, kami ingin budaya ini tetap terjaga sampai kapapun," jelasnya. 

Sebagai informasi, meriam buluh ini sudah ada sejak lama. Dimulai dari adanya Tradisi membunyikan meriam sejak zaman kerajaan Siak Sri Indrapura, tradisi ini terjaga secara turun temurun. Pada masa itu, guna membangunkan masyarakat sahur di bulan ramadan, anak-anak bujang di rumahnya masing-masing menghidupkan meriam.  Saat sore pun demikian meriam kembali dihidupkan sebelum waktu berbuka puasa tiba.

Yang unik, meriam tersebut terbuat dari buluh yang memang masih banyak terdapat di hutan Riau. Di beberapa tempat, ada juga meriam yang sama, namun karena tidak ada sumberdaya buluh ada juga yang membuatnya dari kaleng-kaleng bekas. Soal suara dentuman, menurut Anggie cukup untuk membuat orang tidur terbangun. Namun seiring perkembangan zaman dentuman meriam buluh sudah jarang terdengar lagi karena sudah diganti dengan mercun, dan petas-petasan yang bahannya dari karbit.

"Untuk itu, kami gelar kegiatan ini agar Meriam Buluh ini dimasa akan datang tetap eksis dan menjadi ciri khas Melayu itu sendiri. Jangan sampai anak-anak kedepan hanya tahu mercon (petasan-red) atau kebang api saja. Melayu itu punya Meriam Buluh," harapnya. Anggie juga mengucapkan terimakasih kepada Pemkab Siak yang sudah mendukung kegiatan tersebut sejak tahun lalu.

Mau menyaksikan permainan yang hanya dilakukan setahun sekali ini, Ayo datang ke Siak. Cukup satu jam dari Pekanbaru Ibukota Provinsi Riau.*



Loading...


[Ikuti IDNJurnal.com Melalui Sosial Media]






Tulis Komentar

Untuk Berbagi Berita / Informasi / Peristiwa
Silahkan SMS ke nomor HP : 0813-6567-1385
atau email ke alamat : [email protected] / [email protected]
Harap camtumkan detail data diri Anda
Pengutipan Berita dan Foto, Cantumkan IDNJurnal.com Sebagai Sumber Tanpa Penyingkatan
Loading...