Ekonomi

Masih terus melemah, Rupiah sentuh level Rp 14.938 per USD

Ilustrasi. (sumber;internet)

JAKARTA - Nilai tukar Rupiah terhadap Dolar Amerika Serikat (USD) belum juga kunjung menguat. Bahkan, sore ini Rupiah semakin mendekati level Rp 15.000 per USD.

Mengutip data Bloomberg, tadi pagi Rupiah sempat menguat tipis ke Rp 14.925 per USD. Namun, di siang hingga sore hari, Rupiah kembali keok hingga ditutup di level Rp 14.938 per USD.

Sebelumnya, Menteri Keuangan, Sri Mulyani menegaskan bahwa depresiasi atau pelemahan nilai tukar Rupiah saat ini disebabkan oleh sentimen eksternal yaitu kondisi ekonomi global. Selain itu, anjloknya Rupiah juga sebagai imbas dari krisis yang terjadi beberapa negara yaitu Turki dan Argentina.

"Kami mohon maaf permintaan kedua, di mana pemerintah selalu menyampaikan kondisi negara lain, faktanya memang begitu," kata Menkeu Sri Mulyani di Gedung DPR RI, Kemarin.

Sri Mulyani menegaskan, pemerintah tidak berdiam diri saja dengan kondisi tersebut. Untuk melindungi fundamental ekonomi domestik pemerintah telah mengambil beberapa keputusan yang cukup berani. Salah satunya adalah upaya menyelamatkan defisit neraca perdagangan dengan cara mengurangi impor agar Rupiah bisa kembali terdongkrak.

Adapun kebijakan tersebut berupa penyesuaian tarif pajak penghasilan (PPh) impor untuk 900 komoditas impor. Aturan akan segera diterbitkan dalam bentuk Peraturan Menteri Keuangan (PMK). "Besok pagi akan lakukan penerbitan PMK dalam rangka atur impor barang konsumsi," ujarnya.

Dia berharap dengan dikeluarkannya PMK tersebut dapat mengurangi celah antara impor dan ekspor yang saat ini cukup jauh. Selain itu, kebijakan tersebut juga bertujuan menjaga kekuatan cadangan devisa Indonesia agar stabilitas Rupiah tetap terjaga.

"Kita akan terus jaga kebutuhan devisa dalam negeri tetap bisa dipenuhi, sehingga sektor usaha yang masih membutuhkan barang barang bahan baku dan batang modal tertentu bisa dijaga," jelasnya.

Tidak hanya itu, Menkeu Sri Mulyani juga saat ini juga tengah mengkaji ulang beberapa proyek infrastruktur dengan bahan baku impor yang pengerjaannya bisa ditunda hingga kondisi Rupiah stabil. 

"Kita telah menyeleksi proyek-proyek yang nanti akan disampaikan oleh menteri terkait apa yang bisa ditunda. Yang belum melakukan financial closing jadi permintaan devisa bisa dikembalikan," tutupnya.*



Loading...


[Ikuti IDNJurnal.com Melalui Sosial Media]






Tulis Komentar

Untuk Berbagi Berita / Informasi / Peristiwa
Silahkan SMS ke nomor HP : 0813-6567-1385
atau email ke alamat : [email protected] / [email protected]
Harap camtumkan detail data diri Anda
Pengutipan Berita dan Foto, Cantumkan IDNJurnal.com Sebagai Sumber Tanpa Penyingkatan
Loading...