JAKARTA - Nilai tukar rupiah tercatat pada posisi Rp14.050 per dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan pasar spot Kamis (31/1/2019) pagi, atau menguat 0,57 persen dibandingkan penutupan pada kemarin yakni Rp14.130 per dolar AS.
Kali ini, seluruh mata uang utama Asia menguat terhadap dolar AS, di mana rupiah menjadi 'juara' di Asia. Posisi rupiah disusul oleh ringgit Malaysia yang menguat 0,36 persen, won Korea Selatan yang menguat 0,34 persen, dan peso Filipina yang melawan 0,24 persen.
Kemudian, yen Jepang pun menguat 0,06 persen sementara baht Thailand tak bergeming sejak posisi kemarin. Analis Asia Trade Point Futures (ATPF) Andri Hardianto mengatakan penguatan rupiah disebabkan antisipasi pengumuman suku bunga Federal Reserve telah usai. Bank sentral AS itu diketahui menahan suku bunga acuan, sesuai dengan ekspektasi pelaku usaha menjelang rilis data makroekonomi AS Jumat pekan ini.
Kendati begitu, rupiah tak boleh kelewat jumawa. Sebab, faktor kenaikan harga minyak akibat sanksi AS ke Venezuela serta kenaikan kebutuhan dolar di akhir bulan bisa saja menekan performa rupiah hari ini. Tak lupa, gagalnya voting mengenai keluarnya Inggris dari Uni Eropa (Brexit) juga bisa membuat pamor rupiah menurun.
"Hari ini, prediksi saya rupiah masih akan bergejolak namun berpotensi melemah menyentuh level psikologis Rp14.140. Dan menurut saya ini terjadi didorong koreksi teknikal. Mungkin kisaran rupiah hari ini akan ada di Rp14.100 hingga Rp14.140 per dolar AS," papar Andri, Kamis (31/1/2019).
Di sisi lain, analis Monex Investindo Faisyal mengatakan pergerakan rupiah juga belum didorong oleh sentimen kuat dari domestik pada beberapa waktu belakangan ini dan masih didominasi pengaruh eksternal.
"Kalau saya perkirakan rupiah akan ada di posisi Rp14.050 hingga Rp14.235 per dolar AS," pungkasnya.*