PEKANBARU - Manager Project PT Wijaya Karya (Wika), Lutfi Bina menerangkan beberapa permasalahan yang menghambat pekerjaan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) di Pekanbaru.
Menurutnya jika hanya permasalahan sosial seperti penolakan masyarakat, sejauh ini Wika sudah melakukan sosialisasi bersama pihak-pihak yang terlibat pengerjaan proyek nasional tersebut.
"Alhamdulillah sejauh ini masyarakat sudah mengerti dan menerima pelaksanaan. Tugas kami saat ini hanya mempercepat pengerjaan," jelasnya, Selasa (28/01/2020).
Lebih jauh, Lufti menerangkan lambannya pengerjaan IPAL sendiri dikarenakan kendala alam selama pengerjaan proyek tersebut.
"Kalau hujan tidak pengaruh, yang berpengaruh adalah air tanah yang mengandung pasir-pasir halus sehingga ketika ada gerakan dari atas menyebabkan erosi yang luar biasa," jelasnya.
Lebih jauh Lufti juga menerangkan bahwa kondisi tanah yang ada di Pekanbaru sendiri memiliki karakteristik yang cenderung tidak stabil, sehingga menurutnya dengan menggunakan alat yang biasa digunakan harus dilakukan sedikit treatment agar mencapai ideal.
"Selama ini alat bekerja di Jakarta yang tanahnya ideal, ketika dibawa ke Pekanbaru ternyata perlu treatment yang diimprovisasi yang butuh pembelajaran," jelasnya.
Lebih jauh guna mempercepat pengerjaan tersebut, pihaknya ingin melakukan pengerjaan seperti yang sudah dilakukan di negara tetangga Malaysia yang mana Malaysia sudah terlebih dahulu menggunakan proyek IPAL tersebut.
"Sekitar bulan Maret baru bisa bekerja, mudah-mudahan mereka bisa mengejar waktu. Namun sebelum diterapkan kita tetap mengoptimalkan apa yang ada," tukasnya.*