PEKANBARU - Upah Minimun Kota (UMK) tahun 2021 Pekanbaru dibahas bulan November mendatang. Diperkirakan, tidak ada penambahan dari UMK tahun ini.
Kepala Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Kota Pekanbaru Abdul Jamal menilai, kenaikan UMK itu berdasarkan kepada inflasi daerah. "Jika inflasi daerah naik, maka UMK juga naik," kata Jamal, Selasa (6/10/2020).
Menurutnya, isu yang saat ini berkembang adalah penetapan upah minimum menurut Undang-undang Cipta Kerja berdasarkan pada Provinsi. Tidak lagi ada tingkat kota atau kabupaten seperti selama ini.
Untuk itu, kata dia, Disnaker berencana akan membahas UMK tersebut bersama dewan pengupahan, bulan depan. Saat ini UMK Pekanbaru berada pada angka Rp2,9 juta.
"Kami mengambil kebijakan mungkin mulai bulan sebelas ini, sudah mulai akan merapatkan," jelasnya.
Ia menyebut, setiap tahunnya upah minimum biasanya selalu naik sesuai dengan inflasi daerah. Kenaikan upah tersebut mulai dari 2 persen hingga 5 persen dari UMK sebelumnya.
Mengingat situasi dalam kondisi Covid-19, pihaknya berharap perekonomian kembali membaik. Ia menilai, UMK bisa saja tidak naik. "Mungkin saja tetap, tapi tidak mungkin turun. Karena itu sesuai dengan kebutuhan," jelasnya.
Sementara itu, terkait permasalahan perusahaan yang memangkas gaji karyawannya karena Covid-19, Ia menilai karena jam kerja karyawan yang tidak sepenuhnya masuk.
"Mungkin mereka ada yang work from home (WFH) seperti ASN atau karyawannya kerjanya yang jarang masuk dari biasanya. Kalau perusahaan failed karena Covid-19, mungkin perusahaan bisa mengajukan PHK. Ini mungkin yang perlu kita awasi," paparnya.*