PEKANBARU - Proyek pembangunan Pasar Induk Pekanbaru di Jalan Soekarno Hatta terancam molor. Pasalnya hingga saat ini pihak kontraktor baru merampungkan pembangunan fisik di bawah 30 persen.
Hal tersebut dikatakan Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (DPP) Pekanbaru, Ingot Ahmad Hutasuhut. "Pembangunan pasar induk secara fisik baru 27 persen," katanya saat diwawancara di Kantor Diskominfo Pekanbaru, Rabu 1 Agustus 2018.
Ingot sampaikan pihaknya sudah rapat bersama pihak kontraktor yakni PT Agung Rafa Bonai. "Dari pihak ketiga mengakui ada kendala proses administrasi. Jadi terlambat dalam pembangunan fisik karena mereka terlambat proses perizinan," katanya.
Atas dasar itu pihak ketiga meminta agar deadline atau batas penyelesaian proyek senilai Rp94 miliar ini di undur hingga tahun depan. "Perjanjian dengan pihak ketiga Oktober 2018 harusnya sudah selesai pembangunan. Tetapi karena mereka baru mulai pembangunan Juli 2017 setelah perizinan selesai. Makanya mereka meminta perpanjangan waktu sampai akhir 2019," katanya.
Namun demikian Ingot sebut pihaknya tidak bisa langsung menjawab permintaan pihak kontraktor. "Kita tidak bisa menjawab iya atau tidak. Karena kita ingin adanya percepatan, makanya kita kaji bersama konsultan. Kita menunggu hasil kajian itu," katanya.
Seperti diketahui Pemko Pekanbaru bersama PT Agung Rafa Bonai menandatangani perjanjian kerjasama pembangunan pasar induk pada Oktober 2016 lalu. Diharapkan Pasar Induk dengan luas 3,2 hektare bisa menampung seluruh PKL dan meminimalisir adanya spekulan harga sembako.*