News

Posisi Lion Air JT 610 Belum Bisa Dipastikan

sumber;Viva.co.id

JAKARTA - Pesawat Lion Air dengan nomor penerbangan JT 610 yang jatuh ke perairan Tanjung Pakis, Karawang, pada Senin 28 Oktober 2018, belum dipastikan keberadaannya. Tim penyelam dari Kopaska akan melanjutkan penyelaman hari ini, Rabu (31/10/2018).

Ketua Tim Kopaska, Kolonel Laut Johan Wahyudi yang memimpin operasi penyelaman mengatakan, hari ini akan memulai penyelaman kembali untuk terus menemukan lokasi persis pesawat Lion Air JT 610.

Johan mengatakan kepada tvOne, ada dua metode penyelaman yang dilakukan, yaitu pencarian di atas permukaan, dan pencarian di bawah permukaan.

"Pencarian di atas permukaan mengerahkan kapal, mulai dari kapal perang hingga helikopter. Sedangkan pencarian di bawah permukaan, akan dilakukan oleh penyelam," ujar Johan yang ditemui di perairan Tanjung Pakis, Karawang, Rabu.

Ia mengatakan, pencarian akan fokus pada beberapa titik berbeda. Sebab, sampai sekarang belum ditemukan posisi fix atau posisi pasti dari obyek di bawah air.

Johan mengatakan, pihaknya terus menemukan barang-barang, serpihan pesawat, yang diduga bagian dari JT 610. Dia juga mengakui, penyelaman menemukan kondisi lumpur. Tetapi, pihaknya terus berusaha menyelam hingga kedalaman 27 sampai 30 meter.

"Sudah ada 15 titik yang jadi objek pencarian, tetapi kita belum temukan objek besar. Belum ditemukan benda besar apapun di dalam laut. Hari ini kita akan berpindah titik. Untuk titik yang dicurigai, akan kita diskusikan bersama di kapal Basarnas," tutur Johan. 

Pihak Kopaska hingga hari ini masih melakukan penyelaman konvensional, mereka belum menyiapkan penyelaman khusus. Sebab, penyelaman khusus baru akan dilakukan jika sudah ditemukan objek yang dicurigai. "Kalau sudah ditemukan objek yang kita curigai, baru akan kita tentukan metode dan alat yang tepat," ujar Johan menjelaskan.

Saat ini, sudah disiapkan 52 personel penyelam, dengan lokasi kedalaman menyelam hingga 27-30 meter. Satu personel hanya bisa menyelam dengan waktu antara 35 hingga 48 menit. Titik yang sudah dicari akan dipetakan, dan jika tidak ditemukan tanda-tanda, akan dicari titik yang lain.

Setelah melakukan penyelaman, seorang petugas akan diminta istirahat selama 10 hingga 12 jam. Hal tersebut dilakukan, agar petugas terhindar dari keracunan nitrogen dalam darah. Setelah istirahat 10 hingga 12 jam, mereka baru boleh melakukan penyelaman kembali.

Johan memastikan, operasi pencarian dilakukan selama 24 jam sesuai instruksi presiden. Tapi operasi penyelaman, hanya dilakukan hingga sore hari. Sementara itu, pencarian di atas permukaan tak pernah berhenti.*



Loading...


[Ikuti IDNJurnal.com Melalui Sosial Media]






Tulis Komentar

Untuk Berbagi Berita / Informasi / Peristiwa
Silahkan SMS ke nomor HP : 0813-6567-1385
atau email ke alamat : [email protected] / [email protected]
Harap camtumkan detail data diri Anda
Pengutipan Berita dan Foto, Cantumkan IDNJurnal.com Sebagai Sumber Tanpa Penyingkatan
Loading...