Lingkungan

Kontroversi Sirkus Lumba-lumba, Ini Penjelasan PT WSI

sumber;internet

PEKANBARU - Penyelenggaraan sirkus Lumba-lumba selalu menjadi kontroversi di kalangan masyarakat. Ada yang pro, ada juga yang kontra. Terkait hal ini, Lembaga Konservasi Satwa atau Wersut Seguni Indonesia (WSI) yang saat ini sedang menyelenggarakan Pentas Lumba-Lumba dan Aneka Satwa di Purna MTQ Pekanbaru angkat bicara.

"Dalam penyelenggaraan sirkus lumba-lumba selalu mengundang kontroversi pro dan kontra, terutama dari aktivis perlindungan satwa," ujar Manager OperasionaL PT WSI, Tommy Alfredo, Ahad (13/1/2019).

Ia mengatakan, pada penyelenggaraan atraksi Lumba-lumba di Kota Pekanbaru, hal itu juga terjadi sebelum dimulainya sirkus yang santer menyebar di media sosial terkait tudingan negatif tentang sirkus lumba-lumba.

"Di media sosial itu lumba-lumba diberitakan seperti itu, ada beberapa yang tak senang dengan kita. Bagaimanapun pro dan kontra selalu ada dimanapun, baik di kota besar maupun daerah. Pro dan kontra seputar lumba dari aktivis selalu ada," katanya.

Dijelaskan Tommy, pihak penyelenggara membuka diri dari pihak yang mengeluarkan pernyataan bahwa sirkus itu adalah penyiksaan terhadap lumba-lumba.

"Kita bisa koordinasi yang baik, ngobrol yang baik, wawancara yang baik agar masyarakat sekitar tidak bingung mana yang benar dan mana yang salah," katanya.

Disampaikan Tommy, dalam penyelenggaraan sirkus keliling sudah melengkapi semua legalitas dan perizinan.

"Kita legal semuanya kok. Prosedur dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan ada, izin sirkus komplet dan legal ada sampai izin keramaian dari kepolisian juga ada. Karena kita sudah mengantongi semua izin itulah makanya kita bisa menggelar acara ini," ucapnya.

Direktur PT WSI, drh Dwi Restu Seta, menjelaskan bahwa selama penyelenggaraan sirkus, akan selalu ada dokter hewan yang menjaga kesehatan satwa.

"Dokter hewan sudah memeriksa kesehatan fisik serta darah, urine dan pernafasan lumba-lumba untuk memastikan kondisinya prima," ujarnya.

Dwi menjelaskan dalam pengangkutan lumba-lumba menuju ke Pekanbaru dari lokasi penangkaran di Kendal, Jawa Tengah, tidak dilakukan menggunakan sarana transportasi darat, namun menggunakan pesawat jenis Boeing 737.

"Bukan dengan pengiriman kargo, tapi dengan pesawat carter dan di atas pesawat kita rawat mereka. Memang saya akui di pesawat itu harus kondisi kering, kita siram terus dan kasih pelembap, tapi itu normal dan standar internasional seperti itu," katanya.

"Yang ada di kebun binatang San Diego juga seperti itu, kita berguru dengan mereka, jadi tak satu pun bertentangan," tambahnya.

Perihal tudingan bahwa lumba-lumba dibiarkan kelaparan saat latihan dan atraksi, ia menjelaskan bahwa setiap binatang idealnya mendapat asupan makanan sekitar 10 sampai 12 persen dari bobot tubuhnya.

Dengan bobot lumba-lumba yang sekitar 120 kilogram, maka makanan yang diberikan sekitar 12 kilogram.

"Pemberian makanan diatur, apabila dalam atraksi agar berat idealnya bisa terjaga, bukan sengaja dikurangi agar kelaparan. Kalau mereka kegemukan akan tidak sehat," katanya.

Kemudian terkait tudingan ukuran kolam untuk lumba-lumba yang terlalu sempit, ia menjelaskan, kolam atraksi memiliki ukuran standar dengan kedalaman 2,5 meter dan diameter 10 meter. Kolam dengan ukuran itu bisa menampung empat lumba-lumba.

"Ini kita hanya dua ekor yang atraksi. Tentu sangat cukup dan tidak sempit," paparnya.

Dia menyayangkan peredaran informasi tidak benar tentang sirkus lumba-lumba. "Kita sangat terbuka berdialog dengan pihak yang membutuhkan informasi mengenai kegiatan ini. Kita ingin memberikan informasi yang sebenarnya kepada masyarakat. Jangan sampai masyarakat malah mendapatkan informasi yang salah," pungkasnya.*



Loading...


[Ikuti IDNJurnal.com Melalui Sosial Media]






Tulis Komentar

Untuk Berbagi Berita / Informasi / Peristiwa
Silahkan SMS ke nomor HP : 0813-6567-1385
atau email ke alamat : [email protected] / [email protected]
Harap camtumkan detail data diri Anda
Pengutipan Berita dan Foto, Cantumkan IDNJurnal.com Sebagai Sumber Tanpa Penyingkatan
Loading...