Ilustrasi mager (sumber:internet)
Gaya hidup sedenter atau jarang berpindah atau bergerak yang semakin menjamur berkat kemudahan teknologi, dan segala kebutuhan yang bisa dipenuhi hanya dengan sekali 'klik'.
Profesor Aru mengatakan bahwa gaya hidup sedenter ini berhubungan dengan sirkulasi darah dan obesitas.
"Obesitas bakal menjurus ke berbagai gangguan kesehatan. kelebihan berat dapat dapat meningkatkan faktor-faktor pemicu inflamasi sel dan berisiko membangunkan sel kanker," ujarnya.
[Ikuti IDNJurnal.com Melalui Sosial Media]