Trashod

Kalahkan Paris, Bangkok Jadi Kota Terpopuler untuk Dikunjungi

Ilustrasi.(sumber;internet)

JAKARTA - Bangkok, ibukota Thailand terpilih sebagai kota yang paling populer untuk dikunjungi. Hasil ini didapat dari sebuah survei yang dirilis pada Rabu, 4 September 2019. Kabar tersebut membawa angin baik bagi pariwisata Thailand yang terancam penurunan jumlah wisatawan asing.

Bangkok dinobatkan sebagai kota yang paling banyak dikunjungi selama empat tahun berturut-turut dengan sekitar 22,8 juta pengunjung, dalam laporan peringkat tahunan oleh MasterCard Inc.

Paris dan London berada di peringkat kedua dan ketiga, masing-masing dengan sekitar 19,1 dan 19,09 juta kunjungan, disusul oleh Dubai dengan 15,9 juta kunjungan.

Peringkat berikutnya adalah Singapura dan Kuala Lumpur yang menempati peringkat kelima dan keenam. Dengan begitu, ada tiga kota di Asia Tenggara yang masuk dalam 10 besar. Lainnya terdiri dari New York, Istanbul, Tokyo, dan Antalya, Turki.

Pemeringkatan disusun berdasarkan penelitian oleh pihak ketiga, analisis kepemilikan, dan data publik di 200 kota tujuan. Studi menunjukkan jumlah pengunjung internasional di 200 kota tersebut, tumbuh 76 persen dalam 10 tahun terakhir.

Meski Bangkok lama berjaya di puncak daftar, industri pariwisata Thailand menghadapi angin sakal, dengan penurunan kunjungan sebesar 1,03 persen tahun-ke-tahun pada Mei, sebelum pulih untuk tumbuh 0,89 persen pada Juni dari tahun sebelumnya. Pariwisata menyumbang sekitar 12 persen ekonomi Thailand.

Pertumbuhan ekonomi China yang melemah dan kecelakaan kapal tahun lalu menyebabkan penurunan kedatangan orang-orang Tiongkok di Thailand pada paruh pertama tahun ini. Namun, penurunan jumlah pengunjung dari China sebagian diimbangi oleh kedatangan orang India.

Thailand mengharapkan untuk menyambut dua juta wisatawan India pada 2019. Gubernur pada Otoritas Pariwisata Thailand, Yuthasak Supasorn mengatakan kepada Reuters. Dia juga menambahkan, ini memang masih satu tahun lebih awal dari target.

Pada Agustus, pemerintah memperpanjang pengabaian biaya 2.000 baht (65 dolar AS) untuk visa- pada-kedatangan bagi wisatawan dari 18 negara, termasuk mereka yang datang dari China dan India.

Kepala Eksekutif Minor Hotels, Dilip Rajakrier berpendapat dalam sebuah surat elektronik, pertumbuhan kelas menengah yang tumbuh dan meningkatnya populasi orang kaya serta meningkatnya maskapai penerbangan berbiaya rendah akan membuat perjalanan lebih mudah diakses.

"Mengingat hanya kurang dari 10 persen dari total populasi China yang memiliki paspor dewasa ini. Potensi pasar China tidak akan pernah pudar," katanya.*



Loading...


[Ikuti IDNJurnal.com Melalui Sosial Media]






Tulis Komentar

Untuk Berbagi Berita / Informasi / Peristiwa
Silahkan SMS ke nomor HP : 0813-6567-1385
atau email ke alamat : [email protected] / [email protected]
Harap camtumkan detail data diri Anda
Pengutipan Berita dan Foto, Cantumkan IDNJurnal.com Sebagai Sumber Tanpa Penyingkatan
Loading...