PEKANBARU - Ketua Umum Lembaga Perlindungan Anak Indonesia (LPAI) Seto Mulyadi mengunjungi rumah siswa SMP yang menjadi korban penganiayaan anak yang masih berusia 14 tahun, Selasa (12/11/2019).
Kedatangan Seto Mulyadi atau yang kerap disapa Kak Seto juga didampingi oleh Ketua LPA Provinsi Riau, Ester Yuliani, Pakar Psikologi Reza Indragiri dan beserta rombongan lainnya tiba sekitar pukul 17.50 Wib di rumah korban yang berada di Jalan Bambu Kuning Kecamatan Tenayan Raya.
Kedatangan Kak seto beserta rombongan juga disambut oleh keluarga korban beserta kerabat keluarga lainnya. Ketika sampainya Kak Seto di rumah korban tersebut, Kak Seto langsung melihat kondisi serta keadaan korban.
"Kami sangat menyesalkan karena pihak sekolah berusaha menutup-nutupi kasus ini," ujar Kak Seto.
Lanjut Kak Seto pihak sekolah tempat anak tersebut mengenyam pendidikan itu justru terkesan diam dan mengabaikan keselamatan anak didiknya dari perundungan (bully).
"Setelah terjadi juga tidak ada langkah-langkah yang cukup serius untuk menangani," cakapnya lagi.
Untuk menindaklanjuti kasus perundungan tersebut, Kak Seto juga akan berencana menemui Dinas Pendidikan Kota Pekanbaru dan juga Disdik Provinsi.
"Kita ingin menemui untuk meminta Dinas Pendidikan menciptakan sebuah gerakan anti bullying di setiap sekolah," jelas.
"Karena saya baca dari media ini terjadi bukan hanya di SMP, tetapi di SD juga ada," tambahnya.
Lebih jauh, Kak Seto menuturkan bullying pertama kali terjadi karena adanya pembiaran karena tidak ada sikap yang tegas dari kepala sekolah.
"Undangan-undang anak mengatakan setiap anak wajib dilindungi dari berbagai tindak kekerasan. Baik oleh guru, pengelola sekolah maupun oleh teman-temannya," Tegasnya.
Kak Seto juga berharap anak-anak di Indonesia tidak ada lagi yang menjadi korban bullying sesuai dengan apa yang sudah diamanatkan oleh Undang-undang.*