Life

Penyebab Migrain yang Paling Umum Terjadi

Ilustrasi.(sumber;internet)

JAKARTA - Migrain tergolong sebagai gangguan neurologis yang sering ditandai dengan sakit kepala yang intens. Penyebab migran bisa berbeda-beda untuk tiap penderita, meski ada beberapa faktor yang bisa jadi pemicu umum.

Migrain umumnya dialami orang dewasa, dan wanita lebih mungkin mengalami migrain ketimbang pria.

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), dari total populasi manusia yang berusia 18 hingga 65 tahun, 30 persen di antaranya adalah penderita migrain.

Dilansir dari beberapa situs, pada penderita migrain, serangan sakit kepala sebelah ini biasanya pertama kali muncul saat masa pubertas. Serangan migrain ini biasanya akan terasa lebih berat saat muncul di usia 35 hingga 45 tahun.

Migrain biasanya menimbulkan rasa sakit yang luar biasa dan biasanya bertahan hingga beberapa jam bahkan beberapa hari. Gejala utamanya ini adalah sakit kepala yang berlebihan. Gejala lainnya yang mungkin muncul seperti penglihatan terganggu, sensitif pada cahaya, suara, dan bau, hingga merasa mual dan ingin muntah. 

Setiap orang yang menderita migrain biasanya dipicu oleh gejala yang berbeda-beda. Migrain pun terbagi ke dalam beberapa jenis. Namun secara umum, migrain terbagi atas tiga kategori, yakni migrain dengan aura, migrain tanpa aura, dan migrain dengan aura namun tanpa sakit kepala.

Perbedaannya terletak pada aura, yaitu berhubungan dengan visual atau pandangan. Biasanya migrain dengan aura akan menyebabkan pandangan kabur, kehilangan keseimbangan, hingga fenomena visual seolah melihat berbagai bentuk dan cahaya.

Adapun migrain tanpa aura biasanya sering terjadi pada kebanyakan orang. Gejala yang dirasakan adalah sakit kepala tiba-tiba tanpa didahului rasa sakit yang berarti. Sementara migrain dengan aura namun tanpa sakit kepala lebih dikenal dengan silent migrain. Kondisi tersebut diawali dengan gejala migrain namun tidak ada sakit pada kepala.

Walau belum ditemukan penyebabnya secara pasti, beberapa peneliti mengatakan bahwa migrain disebabkan oleh perubahan substansi pada otak secara abnormal. Ketika substansi di otak meningkat maka dapat menyebabkan inflamasi.

Inflamasi inilah yang kemudian menyebabkan pembuluh darah pada saraf bengkak sehingga menimbulkan rasa sakit atau nyeri.

Faktor genetik juga menjadi salah satu penyebab dalam migrain. Hal ini berhubungan dengan hipotesis neurovaskular. Hipotesis neurovaskular menyatakan bahwa migrain adalah kepekaan sistem trigeminal vaskular yang diturunkan, dan penderitanya memiliki fungsi gen yang abnormal saat mengontrol sel otak.

Meskipun migrain belum jelas penyebabnya, bukan berarti migrain tak memiliki pemicu. Menurut beberapa ahli, orang yang mengidap penyakit migrain dapat bereaksi karena berbagai faktor dan kejadian yang disebut trigger.

Trigger atau pemicu ini akan berbeda-beda setiap orangnya. Tidak semua pemicu ini akan selalu berujung pada migrain. Berbagai serangan yang memicu migrain pun akan direspons berbeda bagi setiap orangnya. Meski tak semua orang memiliki pemicu yang sama, namun terdapat pemicu yang dengan cepat menimbulkan migrain.

Berikut penyebab migrain yang paling umum terjadi.

1. Makanan
Penderita migrain harus memperhatikan bahwa kemungkinan gejalanya berkorelasi dengan pemicu makanan tertentu. Sekitar 10 persen penderitanya mengaku bahwa makanan menjadi pemicunya. Meski jenis makanan atau kandungan yang memicu sakit kepala sangat bervariasi.

Beberapa orang mengaku terserang migrain setelah makan makanan olahan atau minum alkohol, sementara yang lain lebih sering mengalami sakit kepala setelah puasa. Dengan mengevaluasi makan yang Anda makan, dapat membantu mempertahankan diet seimbang dan mengidentifikasi pola serangan migrain.

Makanan yang umumnya menjadi pemicu meliputi kacang, cokelat, jagung, jeruk, yoghurt, bawang, keju cheddar, keju feta, keju mozzarella, keju muenster, keju parmesan. Selain itu, makanan apa pun yang mengandung MSG (monosodium glutamat) seperti saus, kecap, mi instan. MSG dapat memicu migrain hanya dalam waktu 20 menit. Kemudian processed food seperti hot dog, ham, dan bacon.

Begitu makanan-makanan tersebut masuk ke tubuh, akan menyebabkan pembengkakan pembuluh darah dan berujung pada sakit kepala.

2. Hipoglikemia
Hipoglikemia adalah merupakan kondisi tubuh dengan kadar gula darah (glukosa) rendah yang abnormal. Hipoglikemia dapat memicu atau memperburuk migrain maupun jenis sakit kepala lainnya.

Jika tubuh tak mendapat asupan makanan yang cukup kalori maka kadar glukosa darah akan menurun dan tubuh seketika melepaskan hormon-hormon stres. Kondisi ini bisa terjadi ketika melewatkan makan, berpuasa, diet, atau berolahraga namun tidak makan makanan yang cukup.

Otak yang tidak menerima cukup glukosa dapat merasakan gejala hipoglikemia seperti sakit kepala, migrain, menguap, kebingungan, mual, pucat, berkeringat, pingsan, perubahan suasana hati, dan hipotermia. Jika hipoglikemia sangat parah dan berkepanjangan dapat menyebabkan hilangnya kesadaran dan kematian, meskipun ini jarang terjadi.

Berpuasa, makan makanan tinggi gula, diet terlalu keras, dan melewatkan makan bisa memicu sakit kepala atau migrain. Sakit kepala akibat melewati atau tidak makan sama sekali seringkali disertai mual ringan.

3. Alkohol
Minuman beralkohol seperti anggur merah, bir, sampanye, dan minuman keras juga dapat membuat kepala berdenyut. Bahan-bahan tertentu dalam alkohol menyebabkan pembuluh darah di otak menjadi abnormal.

Selain alkohol, minuman berkafein juga dapat menyebabkan sakit kepala. Asupan kafein bisa berasal dari kopi, teh, soda, atau minuman berenergi. Sebagai gantinya, batasi asupan kafein hingga tidak lebih dari 200 miligram per hari.

4. Pengawet dan pemanis buatan
Pemanis buatan seperti aspartam dan sakarin 150 kali lebih manis dari gula sehingga menyebabkan sakit kepala. Sebuah laporan Headache: The Journal of Head and Face Pain meneliti seorang pasien yang mengalami migrain terus-menerus. Ternyata sakit kepalanya dipicu oleh sukralosa (pemanis buatan bebas kalori yang diklaim aman untuk penderita diabetes).

Namun, baik Mayo Clinic maupun American Migraine Foundation mendaftar pemanis buatan khususnya aspartam sebagai salah satu pemicu migrain. Jadi jika Anda memiliki riwayat migrain, mungkin sebaiknya sebisa mungkin menjauhi pemanis buatan.

5. Stimulasi sensorik
Lampu yang sangat terang, suara keras, sinar matahari yang cerah, bau-bauan seperti parfum, cat, dan asap rokok merupakan pemicu umum sakit kepala migrain. Hal ini dikarenakan migrain berhubungan erat dengan gangguan penglihatan, pendengaran, penciuman, dan somatosensori.

Dibandingkan dengan orang tanpa migrain, migrain memiliki batas ketidaknyamanan yang lebih rendah dalam menanggapi rangsangan sensori.

6. Perubahan hormon
Wanita mungkin acapkali terserang migrain saat sebelum atau setelah menstruasi. Sakit kepala ini disebut migrain menstruasi.

Sakit kepala ini berhubungan dengan perubahan kadar hormon tepat sebelum menstruasi dimulai. Kadar estrogen dan progesteron menurun tepat sebelum mulainya menstruasi. Saat itulah kemungkinan besar terjadi migrain.

Pada awal 1966, para peneliti meyakini bahwa migrain akan lebih parah dirasakan oleh wanita yang mengonsumsi pil KB, terutama yang mengandung estrogen dosis tinggi. Wanita menopause yang menjalani terapi penggantian hormon juga rentan memicu migrain.

7. Stres
Ketika Anda stres, otak melepaskan senyawa kimia yang dapat menyebabkan perubahan pembuluh darah dan menyebabkan migrain. Kehidupan pada keluarga maupun lingkungan kerja adalah dua sumber stres yang paling umum dan dapat merusak pikiran dan tubuh jika Anda tidak dapat mengelolanya dengan efektif.

Tak hanya stres mental, stres fisik akibat melakukan aktivitas fisik berlebihan seperti olahraga ekstrem, kelelahan, kebingungan setelah perjalanan atau jet lag dapat memicu sakit kepala migrain.

8. Perubahan siklus tidur
Jika siklus tidur berantakan, Anda akan sangat mungkin terserang migrain. Balas dendam dengan memperlama durasi tidur di akhir pekan tak akan mengatasi migrain. Oleh sebab itu, jadwalkan jam tidur dan bangun secara teratur meski di akhir pekan.

9. Perubahan cuaca
Lingkungan, perubahan musim, kondisi cuaca seperti badai, perubahan tekanan barometrik, angin kencang, atau perubahan ketinggian dapat memicu migrain.

Meskipun migrain sering dianggap sakit kepala yang akan sembuh dengan sendirinya, kita juga perlu waspada apabila sakit yang ditimbulkan telah melebihi batas dari gejala-gejala migrain. Sakit kepala ini tak boleh disepelekan karena langsung berhubungan saraf dan sel otak sehingga penting untuk menjauhi penyebab migrain.*



Loading...


[Ikuti IDNJurnal.com Melalui Sosial Media]






Tulis Komentar

Untuk Berbagi Berita / Informasi / Peristiwa
Silahkan SMS ke nomor HP : 0813-6567-1385
atau email ke alamat : [email protected] / [email protected]
Harap camtumkan detail data diri Anda
Pengutipan Berita dan Foto, Cantumkan IDNJurnal.com Sebagai Sumber Tanpa Penyingkatan
Loading...