IDNJurnal – Kanker serviks menjadi salah satu penyakit mematikan kedua di dunia setelah kanker payudara. Sedangkan di Indonesia, penyakit ini dari tahun ke tahun mengalami kenaikan yang cukup signifikan, yang menobatkan Indonesia sebagai negara pertama dengan kasus kanker serviks nomor 1 di Asia.
Tercatat di tahun 2008 terdapat 13.762 kasus kanker serviks dengan angka kematian mencapai 7.493. Di tahun 2012 angka ini naik menjadi 20.928 kasus dengan angka kematian mencapai 9.498.
Salah satu cara yang bisa dilakukan bagi setiap wanita untuk mencegah kanker serviks adalah dengan melakukan vaksinasi HPV. Namun sayangnya, hal tersebut masih terabaikan oleh wanita di Indonesia.
"Kanker serviks adalah salah satu kanker yang dapat dicegah dengan vaksinasi, yaitu vaksin HPV. Vaksin HPV sebenarnya bukan vaksin baru sebab ini sudah digunakan sejak lebih dari 10 tahun lalu,” jelas Vaksionolog dari In Harmony Clinic, dr. Kristoforus Hendra Djaja, SpPD dalam acara diskusi Ayo Vaksin HPV di kawasan Wahid Hasyim Jakarta Pusat, Kamis (19/4/2018).
“Sayangnya di masyarakat kita masih banyak yang menganggap ini vaksin baru. Hal ini membuktikan bahwa masih ada skeptisme terhadap vaksin HPV ini, kurang percaya dan lebih banyak lagi yang kurang peduli,” imbuhnya.
Tidak hanya itu, adanya anggapan yang salah di kalangan masyarakat di Indonesia membuat mereka mengabaikan vaksin ini. Mulai dari bisa menyebabkan menopause dini hingga vaksin bisa menyebabkan kemandulan.
Padahal dia menyebut, badan kesehatan dunia, WHO Global Advisory Committee on Vaccine Safety menyatakan vaksin HPV sangat aman. Ini terlihat sudah ada 205 juta dosis vaksin HPV digunakan di seluruh dunia sampai tahun 2015 dan tidak ada efek samping serius yang ditemukan.
"Dari penelitian di tahun 2015 hanya ada efek ringan seperti pegal, bengkak, meriang. Satu sampai paling maksimal seminggu mengalami pegal itu enggak bahaya. Ini umum karena reaksi tubuh kita membuat antibodi. Kalau enggak nyaman tinggal minum paracetamol," terang dia.
Lebih lanjut dia menerangkan vaksin HPV itu aman karena dibuat dari VLP (virus like particle) atau partikel mirip virus yang tidak mengandung materi DNA sehingga tidak menyebabkan penyakit atau kanker.*