PEKANBARU - Atas minyak bawah minyak, begitu Riau dikenal masyarakat Indonesia. Tapi bagaiamana jika sebutan tersebut sudah tidak terbukti lagi. Sekarang Riau justru mengalami krisis minyak terutama premimum, bahkan pertalite?
Krisis ini benar sedang terjadi di Riau. Pemandangan antrian panjang kendaraan roda dua dan empat terlihat hampir diseluruh Stasiun Pengisian Bahan bajar Umum (SPBU) di Kota Pekanbaru khususnya. Tidak hanya itu, warga juga masih dihadapi dengan status kehabisan bahan bakar jenis premium atau pertalite meski setelah mengantri panjang.
Seperti yang dialami Daud Muhammad (37), warga jalan Hang Tuah yang kedapatan mengantri di SPBU jalan Rajawali Pekanbaru. Dari keterangannya, dia gagal mendapatkan premium atau pertilite sekalipun sudah mengantri di dua SPBU.
"Ini SPBU yang kedua saya datangi, dan alhamdulillah juga tidak kebagian. Sudah antri beberapa jam, nyatanya premiumnya habis. Ya bagaimana lagi, terpaksa menuju ke SPBU ketiga dan semoga ada. Itu di SPBU Jalan Arifin Ahmad katanya ada," terang Daud yang menunggangi kendaraan roda empat berjenis Minibus, Sabtu (27/10/2018).
Meski BBM jenis premium dan pertilate harus mengantri, namun untuk jenis Pertamax tidak ada antrian. Beberapa pengendara yang mungkin sudah beberapa kali berusaha mencari premium terpaksa mengkosumsi pertamax yang harganya lebih tinggi dibandingkan BBM lainnya.
"Premium ngantri, Pertalite juga ngantri. Mau isi Pertamax ndak kuatlah, mahal kali. Apalagi Pertamax di Riau ini yang jenis Turbo 98 harganya kan mahal. Terasa kalilah kalau mau isi full. Tapi dari pada tidak goyang, ini judulnya terpaksa," terang Anwar yang sedang mengisi BBM jenis Pertamax di SPBU jalan Durian Pekanbaru.*