Hukrim

Salah 'Coblos' Partai, Pria ini Potong Jarinya Sendiri

Ilustrasi. (sumber;internet)

NEW DELHI - Pria India bernama Pawan Kumar nekat memotong jari telunjuknya karena merasa menyesal setelah memilih partai yang salah dalam pemilu yang baru lalu.

Dalam sebuah video yang viral di media sosial setempat, Pawan Kumar mengatakan dia menjadi bingung oleh simbol-simbol pada mesin pemilihan elektronik di tempat pemungutan suara (TPS).

Alhasil, dia justru memilih Partai Bharatiya Janata (BJP), partai yang mendukung Perdana Menteri Narendra Modi.

Padahal, sebagaimana dikutip dari The Straits Times pada Sabtu (20/4/2019), Kumar awalnya berniat memilih lawan regional BJP di negara bagian Uttar Pradesh, yang didukungnya.

Menyesal akan hal tersebut, Kumar pulang ke rumah dengan lesu dan kemudian berniat memotong jari telunjuknya dengan pisau daging.

Meski suara dalam pemilu India diberikan secara elektronik di TPS, namun setiap pemilih diwajibkan mencelupkan salah satu jarinya ke tinta, untuk memastikan mereka tidak memilih lagi.

Dalam video yang viral itu, terlihat pisau daging tergeletak di tanah dengan darah segar yang menempel di permukaannya.

Video itu juga memperlihatkan Kumar berdiri seraya memegang perban yang menutup jari telunjuknya yang telah dipotong. Adapun jari yang dipotong hanya disorot sekilas, tidak begitu jelas.

"Saya ingin mendukung (partai berlambang) gajah, tetapi justru memilih bunga," katanya di video.

Bunga teratai adalah simbol BJP, sedangkan gajah adalah representasi untuk Partai Bahujan Samaj, yang merupakan bagian dari aliansi oposisi terhadap pemerintahan PM Modi di India Utara.

Di India, simbol partai digunakan sebagai opsi pilihan pada mesin pemungutan suara.

"Saya pulang dan memotong jari saya dengan pisau. Saya kecewa salah memilih," lanjut Kumar dalam video tersebut.

Masih dalam video yang sama, Kumar mengatakan bahwa dirinya murni mendukung Partai Bahujan Samaj, dan tidak ada tekanan atas sikapnya tersebut.

Pemilu di India berlangsung secara maraton sejak 11 April lalu, dan akan berakhir pada 19 Mei mendatang.

Pemilu di India merupakan pesta demokrasi berbiaya termahal di dunia, di mana menurut pengamatan majalah Forbes, biaya operasionalnya mencapai US$ 7 miliar, atau setara Rp 98 triliun.

Dana sebesar itu digunakan untuk mengakomodasi layanan pemilu bagi 830 juta pemilih di India, yang akan memberikan suara mereka kepada sekitar 8.000 kandidat dari 450 partai politik berbeda.

Pemilu termahal ini juga tidak lepas dari campur tangan para hartawan yang sibuk memberi donasi. Dunia korporat India pun memberi dukungan finansial yang besar bagi Narendra Modi, demikian laporan The Straits Times.

Menurut Centre for Media Studies asal New Delhi, dana pemilu India terus menanjak sejak tahun 2009.

Pada tahun 2014 saja, dana yang digelontorkan mencapai USD 5 miliar atau Rp 70 triliun. Angka itu naik hingga USD 2 miliar (Rp 28 triliun) dari tahun 2009.*



Loading...


[Ikuti IDNJurnal.com Melalui Sosial Media]






Tulis Komentar

Untuk Berbagi Berita / Informasi / Peristiwa
Silahkan SMS ke nomor HP : 0813-6567-1385
atau email ke alamat : [email protected] / [email protected]
Harap camtumkan detail data diri Anda
Pengutipan Berita dan Foto, Cantumkan IDNJurnal.com Sebagai Sumber Tanpa Penyingkatan
Loading...