Trashod

Riau Bersolek Menyambut Geliat Wisawatan Lokal dan Internasional

Destinasi wisata sejarah yang menjadi andalan provinsi Riau yakni, Istana Siak Sri Indrapura atau Istana Asserayah Hasyimiah di Kabaten Siak. (Foto Dispar Riau)

PEKANBARU - Pemerintah Provinsi Riau bersama pemerintah Kabupaten/Kota terus berupaya mengelola secara kelembagaan untuk peningkatan PAD melalui retribusi serta pajak dari industri pariwisata dapat terus ditingkatkan dan tentunya memberikan dampak positif bagi masyarakat.

Guna menjaring PAD dari sektor pariwisata upaya yang dilakukan oleh Pemprov Riau melibatkan unsur pentahelix yakni, Akademisi, Pelaku Usaha, Pemerintah, Komunitas dan Media.

Sementara, kegiatan yang dilakukan Dispar Riau mendorong sektor pariwisata yakni melakukan pelatihan kepada pengelola objek wisata. Adapun pelatihan yang dilakukan pada tahun 2019 adalah pelatihan Sapta Pesona diikuti oleh 1.500 orang, dilaksanakan di destinasi wisata yang tersebar di 6 Kabupaten/Kota

Pelaksana tugas Kepala Dinas Pariwisata Riau, Raja Yoserizal, Selasa (17/12/2019) di Pekanbaru mengatakan, Pelatihan SDM Pengelola Objek Wisata diikuti 200 orang peserta, Pelatihan Teknis Kuliner diikuti 300 orang peserta, pelatihan pengelola Taman Wisata, Taman Rekreasi, diikuti 200 orang peserta, Pelatihan Pemandu Wisata Halal 760 orang peserta, Sertifikasi Pemandu Wisata diikuti 400 orang peserta, Sertifikasi Tenaga Teknis Pariwisata (Hotel) diikuti 600 orang peserta, Sertifikasi Chef, Tenaga Kuliner diikuti 100 orang peserta.

“Dispar Riau juga telah melakukan pelatihan manajemen pengelolaan destinasi kepada pengelola destinasi wisata di Riau, Pemetaan zona wisata halal di destinasi wisata kota Pekanbaru, pembinaan bagi pengelola homestay dan pengelola pondok wisata yang diikuti 72 orang peserta berasal dari 12 Kabupaten/Kota,” kata Raja Yoserizal.

“Tujuan kegiatan ini dilakukan agar para pelaku pariwisata agar dapat melayani para tamu atau wisatawan yang berkunjung ke Riau sesuai dengan 7 poin program sapta pesona yakni, menciptakan suasana aman, tertib, bersih, sejuk, indah, ramah dan kenangan yang baik,” disampaikan, Raja Yoserizal.

Beberapa tahun belakangan ini, tren size dari event pariwisata di Riau terus tumbuh positif, ini memberikan peluang besar untuk menyumbang devisa dan peningkatan produk domestik bruto. Contohnya seperti event Festival Bakar Tongkang di Bagansiapiapi Kabupaten Rokan Hilir, Provinsi Riau.

Menurut data yang dikumpulkan oleh jajaran panitia festival Bakar Tongkang bersama Pemkab Rokan Hilir, Riau, pada tahun 2017 lalu telah mendatangkan 52 ribu wisatawan. Mengalami kenaikan pada tahun 2018, jumlah data pengunjung yang tercatat sebanyak 69 ribu wisatawan. Terdiri dari 40 ribu orang wisatawan nusantara dan 29 ribu orang wisatawan mancanegara.

Pelaksana tugas Kepala Dinas Pariwisata Riau, Raja Yoserizal ketika menghadiri iven pariwisata Festival Sungai Siak 2019 di Kampung Bandar Senapelan Kota Pekanbaru. (Foto Dispar Riau)

Pada tahun 2019 pihak penyelenggara event Festival Bakar Tongkang juga mencatat kunjungan wisatawan manca negara dan wisatawan nusantara pada helat Bakar Tongkang ini mencapai 75 ribu orang. Setidaknya Rp 67,5 miliar uang yang beredar selama pelaksanaan event pariwisata nasional Bakar Tongkong di Kota Bagansiapiapi. Jika pukul rata saja, dalam 1 orang pelancong menghabiskan uang Rp 300 ribu, kita kalikan 75.000 pelancong selama 3 hari di Bagansiapiapi dari tanggal 17-19 Juni 2019. Jumlahnya mencapai Rp 67,500.000.000.

Pada event Perang air atau Cian Cui di Kota Selat Panjang, Kabupaten Kepulauan Meranti, Riau juga terlihat jauh lebih ramai dari tahun sebelumnya, menurut data dari panitia lokal diperkirakan sekitar 22.380 ribu orang wisatawan yang hadir, terdiri dari 3.526 orang wisman (korea, Malaysia, Singapore, UK, Jamaica, Australia,Taiwan, China) dan 18.854 ribu orang wisnus.

Dari data yang disampaikan Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) kabupaten Kepulauan Meranti kepada Dispar Riau, sebanyak 385 kamar hotel di kota Selat Panjang, kabupaten Kepulauan Meranti, provinsi Riau, penuh dipesan wisatawan.

Pihak PHRI setempat juga sudah menawarkan jasa penginapan di rumah penduduk (homestay). Ada sebagian wisatawan yang mau menerima layanan itu, ada juga yang memilih menginap di rumah keluarganya.

“Hal ini tentunya memberikan dampak ekonomi bagi masyarakat. Dengan tingginya tingkat kunjungan maka perputaran uang di masyarakat akan tinggi. Peluang tersebut dapat mendorong pemerintah Kabupaten/Kota untuk mengelola secara kelembagaan sehingga upaya peningkatan PAD melalui retribusi serta pajak dari industri Pariwisata dan ekonomi kreatif dapat terus ditingkatkan dan tentunya memberikan dampak positif bagi masyarakat,” ungkap Raja Yoserizal.

Destinasi wisata yang menjadi andalan provinsi Riau salah satunya destinasi sejarah dan budaya di Kabupaten Siak Riau berdasarkan data yang dihimpun dari tiket masuk yang dikelola oleh petugas tiket dan Dispar Siak, pada tahun 2018 jumlah wisatawan yang berkunjung mencapai 351.232 orang. Terdiri dari wisnus 348.743 dan wisman 2.489.



Loading...


[Ikuti IDNJurnal.com Melalui Sosial Media]






Tulis Komentar

Untuk Berbagi Berita / Informasi / Peristiwa
Silahkan SMS ke nomor HP : 0813-6567-1385
atau email ke alamat : [email protected] / [email protected]
Harap camtumkan detail data diri Anda
Pengutipan Berita dan Foto, Cantumkan IDNJurnal.com Sebagai Sumber Tanpa Penyingkatan
Loading...