Trashod

4 Mitos soal Waktu Tepat Memakan Buah

Ilustrasi.(sumber;internet)

JAKARTA -  Banyak klaim yang menyebutkan waktu tepat dan tidak tepat untuk mengonsumsi buah. Memakan buah di waktu-waktu tertentu diklaim memberikan lebih banyak manfaat kesehatan.

Sejumlah sumber menyebutkan bahwa manfaat kesehatan akan didapat jika buah dimakan pada sore hari atau saat perut kosong. Buah juga disebut lebih bermanfaat jika tak dikonsumsi bersamaan dengan makanan lain.

Namun, hingga saat ini, tak ada bukti yang mendukung berbagai klaim tersebut. Berbagai klaim tersebut tersebar di masyarakat sebagai mitos belaka.

Berikut beberapa mitos soal waktu tepat memakan buah, mengutip berbagai sumber.

Mitos #1: Sore adalah waktu terbaik makan buah
Beberapa klaim menyebutkan bahwa makan buah di sore hari dapat memberikan manfaat kesehatan yang lebih besar dibandingkan pagi hari. Namun, tak ada bukti ilmiah dari klaim tersebut.

Mengutip Medical News Today, teori di balik makan buah di sore hari didasarkan pada gagasan bahwa camilan tinggi gula bisa meningkatkan kadar gula darah jika dikonsumsi pada sore hari. Buah dianggap sebagai camilan kaya serat dan karbohidrat dengan kandungan gula yang tidak terlalu tinggi.

Mitos #2: Hindari makan buah sebelum tidur
Secara umum, kebiasaan makan besar pada malam hari dapat mengganggu siklus tidur. Namun, memakan buah di malam hari dipercaya tak akan mengganggu siklus tidur. Apalagi jika dibandingkan dengan makanan olahan lain.

The National Sleep Foundation merekomendasikan masyarakat untuk menghindari makanan dengan gula olahan sebelum tidur. Buah segar seharusnya menjadi pilihan yang lebih baik.

Tak hanya itu, konsumsi pisang sebelum tidur juga disebut dapat mencegah kram kaki di malam hari karena kandungan kalium yang dimilikinya. Termasuk juga buah-buahan dengan kandungan magnesium yang tinggi seperti aprikot atau kurma yang dapat membantu tubuh lebih rileks.

Mitos #3: Makan buah saat perut kosong
Beberapa orang percaya mengonsumsi buah dengan perut kosong memberikan manfaat kesehatan yang lebih besar.

Ide ini bermulai dari konsumsi buah bersamaan dengan makanan berat yang dapat memperlambat proses pencernaan. Dengan teori ini, makanan disebut akan berdiam di lambung dalam waktu lama dan akan membusuk. Kondisi ini dipercaya dapat menyebabkan perut kembung dan ketidaknyamanan dalam sistem pencernaan.

Faktanya, buah memang dapat memperlambat proses pencernaan. Namun, hal itu tak berarti buruk.

Serat pada buah adalah bagian penting dari semua jenis diet sehat yang dapat membantu meningkatkan kesehatan usus. Proses pencernaan yang lambat juga membantu seseorang merasa kenyang lebih lama.

Sekalipun berada di lambung dalam waktu lama, buah tak akan membusuk. Lambung punya kemampuan untuk mencegah pertumbuhan bakteri. Sebagian besar mikroorganisme tak akan mampu tumbuh dalam lambung yang bersifat asam.

Mitos #4: Konsumsi buah 1-2 jam sebelum atau setelah makan
Mitos kali ini ditujukan oleh para penderita diabetes. Memakan buah 1-2 jam sebelum atau setelah makan disebut baik untuk para penderita diabetes.

Mitos ini berawa. dari gagasan bahwa makan buah bersamaan dengan makanan lain dapat mengganggu pencernaan yang pada ujungnya memengaruhi orang dengan diabetes.

Namun, hingga saat ini tak ada bukti ilmiah yang menyatakan kebenaran klaim tersebut. Bagi penderita diabetes, makan buah apa saja dapat menyebabkan gula memasuki aliran darah dengan lebih cepat dan berpotensi meningkatkan gula darah.

Waktu Terbaik Makan Buah

Tak ada ketentuan mengenai waktu terbaik untuk mengonsumsi buah. Mengutip Healthline, setiap saat sepanjang hari adalah waktu yang tepat untuk makan buah.

Buah adalah makanan yang sehat, bergizi, dan dapat membantu menurunkan berat badan.

Beberapa waktu 'terbaik' berlaku bagi sejumlah kondisi. Jika Anda ingin menurunkan berat badan, Anda disarankan makan buah sebelum makan.

Serat pada buah membuat Anda merasa kenyang lebih lama. Hal ini akan membuat Anda mengonsumsi lebih sedikit kalori dan dapat membantu penurunan berat badan. Makan buah sebelum makan dapat meningkatkan efek ini.

Sementara bagi Anda dengan diabetes tipe-2, konsumsi buah dengan makanan lain dengan kandungan protein, lemak, dan serat dapat membantu. Beberapa penelitian menemukan, ketiga nutrisi tersebut membantu perut memperlambat pelepasan makanan ke usus kecil. Dengan cara ini, tubuh akan menyerap gula dengan kadar yang lebih sedikit.

Terakhir adalah bagi Anda yang mengalami diabetes gestasional. Nama terakhir merupakan kondisi saat seorang perempuan dengan diabetes memasuki masa kehamilan. Bagi mereka, perubahan hormon selama kehamilan dapat menimbulkan intoleransi karbohidrat.

Seperti para penderita diabetes tipe-2, konsumsi buah bersamaan dengan protein, lemak, dan serat menjadi pilihan yang baik.

Namun, Anda juga bisa menghindari buah di pagi hari sebagai cara lain. Pada masa kehamilan, hormon kehamilan meningkat pada pagi hari. Penelitian menunjukkan peningkatan hormon terjadi saat intoleransi karbohidrat pada diabetes gestational sedang meningkat.*



Loading...


[Ikuti IDNJurnal.com Melalui Sosial Media]






Tulis Komentar

Untuk Berbagi Berita / Informasi / Peristiwa
Silahkan SMS ke nomor HP : 0813-6567-1385
atau email ke alamat : [email protected] / [email protected]
Harap camtumkan detail data diri Anda
Pengutipan Berita dan Foto, Cantumkan IDNJurnal.com Sebagai Sumber Tanpa Penyingkatan
Loading...