Ada Apa di Museum Sang Nila Utama?

Beliung, Kapak Yang Berfungsi Ganda

PEKANBARU - Museum Sang Nila Utama Dinas Kebudayaan Riau memiliki riban koleksi sebagai penanda perdaban di Riau. Mulai dari benda-benda peninggalan sejarah, bahkan pra-sejarah dimiliki museum yang berada di Jalan Sudirman ini. Setidaknya, ada 4000-an lebih koleksi yang tersimpan dengan baik di bangunan dua lantai itu. Ini menandakan Riau memiliki sejarah  panjang dengan kekayaan budaya yang tak ternilai harganya. 

Beberpa koleksi yanh dimiliki cukup untuk mengetahui karakteristik masyarakat di mana benda-benda itu ditemukan. Aktivitas budaya yang berkembang dimasanya menghasilkan benda-benda atau alat-alat sebagai jawaban atas tantangan zaman. Berbagai perkakas khususnya pertanian ditemukan di seluruh wilayah Riau. Namun ada satu koleksi unik yang berasal dari Kampar, yang disebut orang Beliung. 

Beliung atau perkakas berbentuk seperti  kapak pernah digunakan masyarakat Kampar pada zaman lampau juga menjadi salah satu koleksi di Museum Sang Nila Utama, Riau. Kapak itu digunakan para tukang kayu dan nelayan untuk keperluan masing-masing.

Menurut Kadisbud Riau Yoserizal Zen, beliung itu terbuat dari dua bahan yakni kayu dan besi itu. Kapak dengan mata melintang itu, ternyata mata dan tangkainya tidak simetris alias tidak searah sebagaimana kapak yang kita kenal saat ini. 

Bagi para petani, beliung ini digunakan untuk memotong kayu. Sedang para nelayan menggunakannya untuk membuat perahu. 

"Tangkainya terbuat dari kayu lunak atau kayu Basung berbentuk bulat, sehingga lentur dan menjadikan alat itu lebih bertenaga untuk menebang kayu yang besar. Sedang matanya terbuat dari besi berbentuk pipih dan tajam," ulas Tok Yos, sapaan akrab Yoserizal Zen.

Selain itu, pada bagian tangkai dan mata beliung disimpul menggunakan bahan dari hutan, yakni rotan. Rotan yang sudah dihaluskan itu berfungsi untuk mengikat mata dan tangkai beliung. 

"Uniknya, mata beliung ini bisa diubah posisinya sesuai keperluan. Jika digunakan untuk memotong kayu, posisi mata pisau dibuat sejajar. Dan jika untuk membuat perahu makan para nelayan mengubah matanya seperti mata cangkul," papar Tok Yos.(adv)



Loading...


[Ikuti IDNJurnal.com Melalui Sosial Media]






Tulis Komentar

Untuk Berbagi Berita / Informasi / Peristiwa
Silahkan SMS ke nomor HP : 0813-6567-1385
atau email ke alamat : [email protected] / [email protected]
Harap camtumkan detail data diri Anda
Pengutipan Berita dan Foto, Cantumkan IDNJurnal.com Sebagai Sumber Tanpa Penyingkatan
Loading...