Dunia

Bendera AS Dibakar dan 'Matilah Amerika' Menggema di Sidang DPR Iran

Anggota Parlemen Iran membakar replika bendera AS menunjukkan kekecewaan mereka akan putusan AS. (sumber;internet)

TEHERAN - Para anggota parlemen Iran membakar bendera Amerika Serikat dalam sesi sidang parlemen hari ini. Aksi tersebut dilakukan sebagai protes atas keputusan Presiden Amerika Serikat Donald Trump untuk mundur dari kesepakatan nuklir dengan Iran.

Dalam foto-foto yang dipublikasi di berbagai media Iran seperti dilansir kantor berita AFP, Rabu (9/5/2018), tampak seorang anggota parlemen mengacungkan bendera kertas Amerka dan membakarnya di tengah-tengah ruang parlemen. Kemudian anggota parlemen lainnya, Mojtaba Zolnour bergabung dan membakar sebuah salinan kesepakatan nuklir Iran dengan negara-negara besar dunia, termasuk AS.

Setelah itu, puluhan anggota parlemennya ikut meneriakkan "Matilah Amerika", slogan yang kerap didengungkan para politikus konservatif Iran. 

"Hati-hati jangan sampai parlemen terbakar," demikian peringatan ketua parlemen, Ali Larijani dari atas podium.

Sebelumnya pada Selasa (8/5/2018) waktu setempat di Gedung Putih, Trump mengumumkan mundurnya AS dari kesepakatan nuklir dengan Iran. Trump juga mengatakan 'siap, akan, dan mampu untuk merundingkan kesepakatan baru dengan Iran jika negara itu bersedia'.

"Saya mengumumkan hari ini bahwa Amerika Serikat akan mundur dari kesepakatan nuklir Iran," ujar Trump dengan menambahkan bahwa kesepakatan tersebut 'busuk dan bobrok' yang membuatnya malu sebagai warga negara.

Merespons keputusan Trump tersebut, pemerintah Iran menyatakan siap untuk memulai kembali proses pengayaan uranium, yang menjadi kunci dalam pengembangan energi dan juga senjata nuklir.

Hal itu disampaikan Presiden Iran, Hassan Rouhani untuk menanggapi keputusan Trump bahwa AS akan mundur dari kesepakatan nuklir Iran, yang ditandatangani tahun 2015 lalu semasa pemerintahan Presiden Barack Obama. Berdasarkan kesepakatan tersebut, Iran akan membatasi progam nuklirnya dengan imbalan pencabutan sanksi ekonomi yang sebelumnya diterapkan oleh PBB, Uni Eropa, dan AS.

"Amerika Serikat sudah mengumumkan mereka tidak menghormati komitmen-komitmen. Saya sudah memerintahkan Organisasi Energi Atom Iran untuk siap memulai pengayaan uranium pada tingkat industri," cetus Presiden Rouhani.*



Loading...


[Ikuti IDNJurnal.com Melalui Sosial Media]






Tulis Komentar

Untuk Berbagi Berita / Informasi / Peristiwa
Silahkan SMS ke nomor HP : 0813-6567-1385
atau email ke alamat : [email protected] / [email protected]
Harap camtumkan detail data diri Anda
Pengutipan Berita dan Foto, Cantumkan IDNJurnal.com Sebagai Sumber Tanpa Penyingkatan
Loading...