Life

Jangan Merokok Saat Hamil atau Bayi Anda Mati Mendadak

Ilustrasi.(sumber;internet)

JAKARTA - Merokok selama kehamilan bukan saja hal yang buruk, tetapi penelitian baru menunjukkan hal itu pun dapat melipatgandakan risiko bayi meninggal akibat sindrom kematian bayi mendadak (SIDS).

"Setiap ibu yang merokok selama kehamilan, bahkan hanya satu batang rokok sehari menggandakan risiko kematian bayi mendadak yang tidak terduga," kata Ketua penelitian Tatiana Anderson dari Seattle Children's Research Institute, Pusat Penelitian Otak Integratif, seperti dilansir dari Health24.

Anderson mengatakan bahwa dokter harus mendorong wanita untuk berhenti merokok selama kehamilan, atau jika mereka tidak bisa berhenti, untuk mengurangi intensitasnya. Ini lantaran rokok yang dihisap meningkatkan risiko SIDS.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan di Amerika Serikat, jika wanita tidak merokok selama kehamilan, tingkat SIDS di negara itu dapat dikurangi hingga 22 persen. Menurut laporan terbaru yang diterbitkan dalam jurnal Pediatrics, hal tersebut mencegah sekitar 800 kematian bayi per tahun.

Secara khusus, wanita yang mengurangi kebiasaan merokok mereka pada trimester ketiga mengurangi risiko SIDS sebesar 12 persen. Sementara itu wanita yang berhenti pada trimester ketiga mengurangi risiko sebesar 23 persen.

Untuk penelitian ini, Anderson dan rekan-rekannya mengumpulkan data pada lebih dari 19 ribu kasus SIDS di AS. Kasus SIDS termasuk sindrom kematian bayi mendadak dan penyebab kematian yang tidak diketahui lainnya, serta mati lemas dan tercekik pada saat bayi di bawah usia satu tahun tertidur.

Kepala Petugas Media dan Kesehatan di March of Dimes Dr Rahul Gupta menambahkan, merokok selama kehamilan bisa mengganggu perkembangan otak bayi. Selain itu, wanita yang merokok merampas oksigen bayi mereka, karena merokok mengurangi jumlah oksigen dalam darah dan plasenta.

"Merokok juga menyebabkan kelahiran prematur, penurunan perkembangan otak dan sistem pernapasan bayi. Nikotin juga dikaitkan dengan bagian penting dari perkembangan batang otak pada bayi," ujarnya.

Gupta menjelaskan bahwa jika bayi berhenti bernapas saat tidur, mekanisme di otak merasakan kekurangan oksigen dan memicu resusitasi otomatis. Namun nikotin mengubah respons ini, sehingga bayi mungkin tidak bisa diresusitasi secara otomatis, sehingga berakhir dengan sindrom kematian bayi mendadak.

Rokok elektronik sebagai alat pengiriman nikotin, juga bukan alternatif yang aman. Selain itu, perasa dan bahan-bahan lain dalam rokok elektronik mungkin berbahaya bagi bayi yang sedang berkembang.

"Berhenti merokok adalah salah satu tindakan paling efektif yang dapat Anda ambil untuk melindungi diri dan bayi Anda," kata Gupta.*



Loading...


[Ikuti IDNJurnal.com Melalui Sosial Media]






Tulis Komentar

Untuk Berbagi Berita / Informasi / Peristiwa
Silahkan SMS ke nomor HP : 0813-6567-1385
atau email ke alamat : [email protected] / [email protected]
Harap camtumkan detail data diri Anda
Pengutipan Berita dan Foto, Cantumkan IDNJurnal.com Sebagai Sumber Tanpa Penyingkatan
Loading...