PEKANBARU - Jika Provinsi Riau dilanda bencana asap akibat kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) pada musim haji mendatang, maka Jemaah Calon Haji (CJH) asal Riau akan diberangkatkan ke Embarkasi Haji Batam Kepulauan Riau melalui Padang Sumatera Barat. Hal tersebut disampaikan Kepala Kantor Wilayah (Kakanwil) Kemenag Riau, Mahyudin, Kamis (11/4/2019) di Pekanbaru.
Untuk mengantisipasi berbagai kemungkinan yang terjadi pada musim penyelenggaraan haji 2019 mendatang Pemprov Riau, Kemenag, Bea Cukai, Imigrasi dan instansi terkait lainnya telah membahas Standar Operasional Prosedur (SOP), terjadi jika Riau kembali dilanda bencana kabut asap.
"SOP alternatif itu kalau terjadi bencana kabut asap, kan pesawat tidak bisa terbang ke Pekanbaru, maka CJH asal Riau berangkat naik bus ke Padang, baru dari Padang naik pesawat ke Batam," katanya.
Namun, lanjut Mahyudin, jika tidak ada kabut asap maka keberangkatan jemaah menggunakan SOP biasa, langsung dari Pekanbaru ke Batam.
"Karena SOP alternatif itu kalau seandainya terjadi bencana asap. Sebab menurut pak Gubernur Riau pada bulan Juli sampai Agustus itu musim kemarau.
Soal SK Emberkasi Antara
Sementara itu, hingga kini Riau tak kunjung mendapatkan kepastian dari Kementerian Agamar RI soal status engoperasian Embarkasi Haji Antara (EHA) Riau. Informasi terakhir Surat Keputusan (SK) pengoperasian Embarkasi Haji Antara (EHA) Riau masih di Biro Hukum Kemenag RI.
"Pertama dapat informasi sudah di meja Menteri. Tapi setelah kita kontak, ternyata (SK) masih di meja Biro Hukum Kemenag untuk proses harmonisasi," jelas Mahyudin.
Meski demikian, Mahyudin optimis dalam waktu tak lama SK EHA Riau sudah di meja Menteri Agama, Lukman Hakim Saifuddin untuk diteken.
"Mudah-mudahan dalam waktu dua tiga hari ini SK sudah di meja Menteri, karena sekarang sudah di Biro Hukum," harapnya.
Ditanya kepastian SK EHA Riau, Mahyudin belum bisa memastikan kapan SK tersebut bisa diterima Riau. Sebab SK tergantung dari Menteri Agama.
"Kita berharap sebelum tanggal 15 April SK EHA Riau sudah keluar. Karena SK itu ada kaitannya dengan lelang pesawat yang membutuhkan waktu 40 hari, dan persiapan lainnya," tukasnya.*