News

Atasi Banjir, Walikota Pekanbaru Ajak Semua Pihak 'Turun ke Parit'

Walikota Pekanbaru DR H Firdaus ST MT

PEKANBARU - Dampak sebagai kota besar seperti macet, banjir dan lainnya juga dirasakan masyarakat Pekanbaru. Salah satu penyebab dari hal tersebut adalah pembangunan yang cepat di Pekanbaru. Terkhusus banjir, kurang pedulinya masyarakat akan lingkungannya. Namun begitu, Walikota Pekanbaru DR Firdaus ST MT memiliki rencana untuk mengatasi persoalan banjir ini. 

"Banjir ini hanya bisa diatasi apabila semua pihak, terutama masyarakat lebih peduli kebersihan lingkungan, apalagi masyarakat yang langsung terkena dampak jika terjadi banjir di lingkungan tempat tinggalnya," kata Walikota Pekanbaru, DR H Firdaus ST MT di Pekanbaru.

Menurut Firdaus, Sebahagian wilayah Kota Pekanbaru merupakan daerah aliran Sungai Siak. Banjir terjadi pada saat intensitas hujan tinggi. Sehingga pada hulu sungai mengakibatkan rusaknya tutupan lahan area di daerah tapung. 

"Back water (aliran balik-red), masuknya aliran air dari sungai siak ke jaringan anak-anak sungai karena luapan sungai siak dan pengaruh pasang surut yang menyebabkan banjir pada daratan Pekanbaru. Topografi kota relative rata atau landai (sekitar 20-50 cm dari laut/mdpl-red), menyebabkan rendahnya kecepatan aliran air dari anak - anak sungai ke Sungai Siak, akibatnya kapasitas sungai cepat terpenuhi.Dampaknya sistem drainase tidak berfungsi maksimal dan menimbulkan genangan air permukaan," papar Firdaus.

Berubahnya tutupan lahan akibat pembangunan, menyebabkan berkurangnya daerah resapan air dan meningkatnya air permukaan. Perubahan kontur tanah karena adanya kegiatan penimbunan menyebabkan terganggunya aliran air alami atau hilangnya anak - anak sungai kecil. 

"Pembuangan sampah di aliran sungai atau drainase yang menyebabkan tersumbatnya drainase atau sungai. Terjadinya pendangkalan sungai karena tingginya erosi/endapan akibat land clearing / pembuangan sampah ke sungai. Adanya aktifitas/bangunan diatas system drainase, yang menyebakan berkurangnya kapasitas system drainase. Belum maksimalnya pelaksanaan kewenanagan penanganan system drainase antar pemerintah Pusat, Provinsi dan Kota. Itu penyebab banjir di Kota Pekanbaru," jelasnya.

Ditambahkannya lagi, banjir ini merupakan masalah nasional yang harus segera ditanggulangi karena terjadi di berbagai kota di Indonesia, bahkan yang daerahnya dataran tinggi sekalipun.

"Pekanbaru merupakan daerah yang tanahnya datar, jadi penanggulangan banjir tentu harus lebih ekstra karena kondisinya sudah darurat, misalnya di Jlalan Sudirman yang merupakan jalanan utama di Pekanbaru juga tergenang air hingga betis orang dewasa," katanya.

Firdaus mengatakan, kondisi darurat banjir tersebut sudah ditangani oleh Pemko yang mencari solusi jangka panjang demi kenyamanan masyarakat Pekanbaru. Solusi jangka panjang tersebut, katanya, berupa perbaikan gorong-gorong beton di Jalan Sudirman yang dinilai tidak bisa menahan air lagi, serta melarang pendirian bangunan di dekat anak sungai yang membuat drainase menjadi sempit. 

"Pemko sudah bekerjasama dengan Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Kota Pekanbaru, agar bisa mengalokasikan APBD untuk melakukan perbaikan drainase-drainase tersebut," katanya.

Firdaus menargetkan semua perbaikan sudah terlaksana secepatnya, sehingga drainase di Pekanbaru lancar dan banjir dapat diatasi, namun apabila Dinas PUPR belum melaksanakan perbaikan hingga 2020 maka Pemko akan mengambil alih pengerjaan tersebut.

Namun demikian, ia berharap, semua pihak termasuk masyarakat dapat bekerjasama melakukan upaya-upaya untuk mengatasi persoalan banjir ini. (adv/Pemko Pekanbaru)



Loading...


[Ikuti IDNJurnal.com Melalui Sosial Media]






Tulis Komentar

Untuk Berbagi Berita / Informasi / Peristiwa
Silahkan SMS ke nomor HP : 0813-6567-1385
atau email ke alamat : [email protected] / [email protected]
Harap camtumkan detail data diri Anda
Pengutipan Berita dan Foto, Cantumkan IDNJurnal.com Sebagai Sumber Tanpa Penyingkatan
Loading...