PEKANBARU - Kepolisian Daerah (Polda) Riau dan jajaran menangkap 2.496 tersangka narkoba selama tahun 2019. Jumlah tersangka itu menurun dibanding tahun 2018 silam.
"Selama tahun 2019, kami menangani 1.817 kasus narkoba. Jumlah tersangka 2.496," ujar Kapolda Riau, Irjen Pol Agung Setya Effendi, saat rilis akhir tahun di Media Center Polda Riau, Senin (30/12/2019).
Dari pengungkapan kasus itu, diamankan barang bukti sabu sebanyak 355,96 Kg, pil ekstasi 186.182 butir, ganja kering 181,62 Kg, dan Happy Five 28.145 butir, termasuk minuman keras (Miras) 6.456 botol.
Jumlah tersangka dan barang bukti itu menurun dari penanganan kasus narkoba pada 2018 lalu. Ketika itu jumlah tersangka yang ditangkap 2.647 orang.
Pada 2018, barang bukti narkoba yang diamankan juga lebih banyak dari tahun 2019. Sabu 367 Kg, ganja 65.9 Kg, ekstasi 295.267 butir dan Happy Five 38.058 butir.
Agung menyatakan pada 2020 nanti, narkoba tetap jadi target operasional Polda Riau dan jajaran. Pemberantasan akan lebih dikhususkan pada bandar dan pengedar narkoba.
Disebutkan Agung, narkoba merupakan salah satu kejahatan yang sifatnya transnasional. Lebih separuh dari penghuni Lembaga Pemasyarakatan terlihat kasus narkoba.
Di Riau, narkoba sebagian masuk dari wilayah perairan di daerah pesisir. Para pelaku memanfaatkan garis pantai timur yang panjang, lalu memasukkan narkoba lewat banyaknya pelabuhan tikus di sana.
Selain daerah transit, Riau juga dijadikan daerah untuk mengedarkan barang haram tersebut. Kondisi ini kata Agung, hendaknya menjadi perhatian bersama bagi seluruh pihak.
"Untuk bagaimana pelaku ini istilahnya tidak sekolah di sana (Lapas), yang kemarin pengguna jadi pengedar, yang pengedar jadi bandar. Tentu kita harus bekerjasama supaya mereka saat kembali ke masyarakat, jadi lebih baik," papar Agung.
Menutup tahun 2019, Ditresnarkoba Polda Riau juga berhasil mengungkap kasus narkoba dengan barang bukti sekitar 10 kg sabu. Tersangka ditembak
"Nanti kami ekspos. Saat ini tersangka sedang menjalani perawatan di rumah sakit," ujar Agung.*