Dunia

Kerap Disiksa, Duterte Larang Filipina Kirim TKW ke Kuwait

Presiden Filipina, Rodrigo Duterte. (sumber;internet)

MANILA - Menjelang Hari Buruh Internasional yang jatuh pada 1 Mei, Presiden Filipina menyatakan bahwa negaranya tak lagi mengirimkan tenaga kerja ke Kuwait. 

Sebelumnya pada Februari,  Rodrigo Duterte menyatakan hanya  akan menunda sementara pengiriman tenaga kerja Filipina ke Kuwait, terkait molornya penyelesaian kasus pembunuhan kejam yang dialami warga negaranya. Namun saat ini Duterte menegaskan bahwa pernyataannya bersifat permanen. 

Kasus pembunuhan kejam itu menimpa seorang tenaga kerja wanita asal Filipina yang tewas dengan tubuh ditemukan ditumpuk dalam lemari es.

Setelah kasus itu terungkap, pemerintah Kuwait dan Filipina mulai berdebat panas mengenai penyelesaiannya. Pemerintah Kuwait meminta Duta Besar Filipina untuk pergi dari negaranya.

Kuwait dan Filipina telah melakukan perundingan demi penyelesaian kasus tersebut. Namun hasilnya cukup alot, hingga Duterte menegaskan sendiri di hadapan wartawan lokal bahwa Filipina tak lagi mengirimkan tenaga kerja ke Kuwati. 

"Larangan pengiriman tenaga kerja Filipina ke Kuwait, terutama untuk kebutuhan rumah tangga, akan diberlakukan secara permanen. Tidak akan ada lagi," kata Duterte, seperti yang dikutip dari AFP pada Ahad (29/4/2018).

Sampai saat ini terhitung jumlah tenaga kerja Filipina yang berada di Kuwait sebanyak 262 ribu orang. Dari data milik Kementerian Dalam Negeri Filipina, sebanyak 60 persennya bekerja untuk rumah tangga.

Selain mengecam pengiriman, Duterte juga berjanji akan membantu tenaga kerja Filipina yang mengalami kekerasan di negara yang kaya akan minyak itu.

Namun, ia tak menyatakan hal yang sama untuk tenaga kerja Filipina yang masih mau bertahan di sana.

"Saya ingin mempertanyakan patriotisme mereka, pulanglah. Tak peduli seberapa miskinnya kita, kita akan bertahan. Perekonomian kita sedang bagus dan kita juga sedang kekurangan tenaga kerja," ujar Duterte.

Penduduk Filipina menyumbang jumlah tenaga kerja asing yang lumayan banyak di dunia, dengan angka pekerja perantau mencapai 10 juta orang.  Alasannya Filipina tak memiliki lahan pekerjaan bagi mereka.

"Kalian bisa bekerja sebagai guru Bahasa Inggris di China, misalnya. China merupakan salah satu teman baik kita. Kita akan menggunakan dana bantuan dari mereka," kata Duterte.

Walau tak lagi akan mengirimkan tenaga kerja, namun Duterte menolak Filipna disebut bermusuhan dengan Kuwai.

"Tidak akan ada balas dendam atau kebencian. Tapi jika mereka mengelak untuk membantu tenaga kerja kita, kita akan selesaikan dengan cara kita," pungkasnya.*



Loading...


[Ikuti IDNJurnal.com Melalui Sosial Media]






Tulis Komentar

Untuk Berbagi Berita / Informasi / Peristiwa
Silahkan SMS ke nomor HP : 0813-6567-1385
atau email ke alamat : [email protected] / [email protected]
Harap camtumkan detail data diri Anda
Pengutipan Berita dan Foto, Cantumkan IDNJurnal.com Sebagai Sumber Tanpa Penyingkatan
Loading...