News

Joki CPNS di Makassar Lulusan Universitas Terkemuka

sumber;CNNIndonesia.com

MAKASSAR - Empat joki calon pegawai negeri sipil (CPNS) tertangkap tangan saat ujian seleksi kompetensi dasar (SKD) di Makassar, Sulawesi Selatan, Ahad (28/10/2018).

Para tersangka itu diketahui merupakan sosok-sosok pintar dari universitas negeri terkemuka di Pulau Jawa itu pun kena batu karena aksi pencarian untung dalam ujian seleksi calon abdi negara tersebut.

Salah satunya MT yang merupakan lulusan salah satu universitas terkemuka di Yogyakarta. Selain dia, tiga joki lainnya yang juga diamankan adalah AL, HW, dan AP. Semuanya bukan warga Sulawesi Selatan.

"Mereka dengan mudah menyelesaikan soal-soal ujian," kata Kabid Humas Polda Sulawesi Selatan Komisaris Besar Pol Dicky Sondani, Kemarin. 

Dicky menerangkan empat joki tersebut didatangkan khusus ke Makassar untuk menggantikan peserta ujian seleksi CPNS. Mereka, katanya, didatangkan ke Makassar oleh W yang merupakan seorang dokter Unit Pelaksana Tugas (UPT) PT Pelindo IV Makassar yang mengundang mereka.

"Semua akomodasi sudah disiapkan," kata Dicky. 

Salah seorang pengguna jasa joki tersebut, M, warga Kabupaten Bone ikut pula ditangkap polisi.

"Kami masih mengejar tiga orang pemesan lainnya," ujar Dicky. 

Ketiga identitas pengguna jasa joki CPNS itu pun telah dikantongi polisi. Polisi mengimbau kepada pengguna joki itu langsung menyerahkan diri. 

Para joki ini terjaring setelah polisi dan panitia seleksi melakukan pemeriksaan foto di kertas ujian dan Kartu Tanda Penduduk (KTP) di tempat SKD yang berlangsung di Gedung RRI, Kota Makassar. Petugas lapangan menemukan ketidakcocokan antara foto peserta dengan orang yang datang. Mereka lantas diperiksa lebih jauh. 

Awalnya hanya satu orang, namun kemudian ditemukan tiga orang lainnya pada hari dan lokasi yang sama. Gedung RRI pada hari itu memang jadi lokasi ujian SKD untuk instansi Kementerian Hukum dan HAM (Kemenkumham). Dari pengembangan dari empat joki itu lah kemudian petugas mengamankan W.

Hasil penyidikan polisi kepada W, dirinya mengaku telah dua tahun menjadi broker joki CPNS ini. Sebagai broker, ia hanya bertugas mempertemukan pemesan dengan para joki. W juga diketahui memiliki usaha les privat untuk menghadapi seleksi CPNS.

"Mereka punya grup terbatas dan cukup selektif menerima tawaran, kalau pemesannya meyakinkan baru mereka tindak lanjuti," tutup Dicky. 

Setiap pemesan harus membayar sejumlah uang ketika lolos dari tes CPNS.

Broker menerima bayaran Rp25 juta, sementara jokinya Rp45 juta. Jumlah tersebut bisa berbeda-beda, kata Dicky, tergantung kesepakatan kedua belah pihak. Pembayaran itu pun baru dilakukan setelah calon dinyatakan lulus. 

Berdasar pengakuan W itulah, polisi kemudian mengembangkan penyidikan. Mereka mencari tahu Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang sebelumnya telah menggunakan jasa joki. Jika terbukti, akan turut diproses hukum. 

Atas perbuatannya, enam tersangka perjokian CPNS di Makassar itu diancam Pasal 263 juncto Pasal 55 KUHP dengan ancaman 6 tahun penjara. Mereka disangkakan memalsukan surat dan penipuan untuk kejahatan. 

Meski mengakui praktik perjokian yang berhasil dibongkar ini merupakan sindikat, Dicky belum bisa memastikan lebih jauh soal besar jaringan tersebut.

Secara terpisah Kepala Kantor Wilayah (Kakanwil) Kemenkumham Sulawesi Selatan, Imam Suyudi mengatakan proses hukum para pemesan atau pengguna jasa sepenuhnya diserahkan kepada polisi. Pihaknya tidak menoleransi segala bentuk kecurangan. 

"Untuk keikutsertaan yang bersangkutan (pengguna joki-red) sebagai peserta ujian, kami masukkan dalam kelompok peserta yang tidak hadir mengikuti tes CAT (Computer Assisted Test)," kata Imam merujuk pada peserta ujian yang sudah ditangkap maupun yang belum.

Kemarin, Humas BKN, Diah E. Palupi menyatakan pada proses seleksi CPNS 2018 pihaknya memang lebih memperketat pengawasan dibandingkan tahun sebelumnya demi mengantisipasi kecurangan.

"Yang pasti kalau soal pengamanan kita buat berlapis, mulai dari verifikasi foto, verifikasi data hingga memastikan orang yang masuk ke ruangan itu orang yang memiliki data," ucap Humas BKN, Diah E Palupi, Rabu (31/10/2018).

"Ada pelibatan tim Polri untuk amankan di tiap titik tes. Joki yang tertangkap sudah ditangani oleh mereka," ucapnya.

Diah pun mengingatkan kepada peserta agar mengurungkan niat menggunakan jasa joki CPNS. Tim gabungan, kata dia, sudah siap siaga melakukan pengawasan. Jika tertangkap basah maka kesempatan untuk mengikuti tes CPNS 2018 pun gugur.*



Loading...


[Ikuti IDNJurnal.com Melalui Sosial Media]






Tulis Komentar

Untuk Berbagi Berita / Informasi / Peristiwa
Silahkan SMS ke nomor HP : 0813-6567-1385
atau email ke alamat : [email protected] / [email protected]
Harap camtumkan detail data diri Anda
Pengutipan Berita dan Foto, Cantumkan IDNJurnal.com Sebagai Sumber Tanpa Penyingkatan
Loading...