News

Cotton Bud dari BEM Unri Dikembalikan, Wako: Ini Pantasnya Buat Kalian

Walikota Pekanbaru DR H Firdaus ST MT menjawab persoalan dari Perwakilan Guru ASN Sertifikasi dan Presiden BEM Unri

PEKANBARU - Guru ASN sertifikasi di Kota Pekanbaru masih saja menuntut tambahan penghasilan. Padahal sesuai Permendikbud no 33 tahun 2018 jelas melarang hal tersebut. Tidak ingin ini terus berkepanjangan, Walikota Pekanbaru DR H Firdaus ST MT mengundang 'dedengkot' guru ASN sertifikasi yang didampingi Pengurus BEM Unri melakukan audisensi. 

Pada pemaparan Walikota, Firdaus menyatakan kekecewaannya atas apa yang dilakukan para guru tersebut selama ini. Disebutnya, berbagai upaya sudah dilalukan untuk memuaskan 'nafsu' sebagian guru yang sudah 6 kali menggelar demo. Mulai dari fasilitasi ke tiga Kementerian untuk mendapatkan kejelasan hingga diminta memilih antara uang sertifikasi atau TPP. Namun masih saja minta keduanya. 

"Begini saja, guru di Pekanbaru ini ada 15 ribuan. Mereka ini (guru ASN Sertifikasi-red) hanya 3ribuan. Jika dibayar mereka ini dengan TPP itu yang namanya Adil? Lalu yang 12 ribuan nasibnya bagaimana? Siapa yang sebenarnya tidak memdengar keluh kesah guru ini? Coba anda pikirkan," jelas Walikota Pekanbaru, DR H Firdaus ST MT didepan peserta audisensi, Selasa (7/5/2019).

Dijelaskannya lagi, 12 ribuan guru tersebut ada di MDTA, honorer, GTT dan komite yang honornya jauh dibawah guru ASN. Mereka hanya mendapat tambahan penghasilan kisaran Rp300 ribu - Rp 500 ribu. Sementara guru ASN yang sertifikat bisa mendapatkan total kisaran pendapatan sekitar Rp 4 juta - Rp 5 juta perbulan. "Apa itu yang namanya Adil? Ayo adek2 intelektual ini, apa itu yang namanya adil seperti yang kalian perjuangkan?" tanya Firdaus. 

Usai audisensi yang menurut Wako cukup 'membuka mata dan telinga' mereka ini, Presiden Mahahasiswa Universitas Riau (UR), Randi Andiyana tetap menyebut Wako tidak peduli dan tidak mendengar keluhan para guru ASN tersebut. Dia juga memberikan plakat bertuliskan "Wali Kota Terbaik Dalam Bersandiwara Untuk Tidak Melihat Dan Memdengarkan Rakyatnya" serta cutton bud. Dengan wajah heran dan sedikit kesal, wako mengembalikan 'Plakat' tersebut dan menolak menerimanya. 

"Saya menolaknya, bearti dari tadi kalian tidak mendengarkan. Kenapa bukan guru honorer atau komite yang kalian bela sebagai intelektual. Kemana kalian mendengar? Harusnya kuping kalian yang di cungkil biar bisa mendengar dengan benar," tegas Firdaus sambil berlalu dari pengurus BEM Unri yang tetap ngotot ingin menyerahkan plakat tersebut.*



Loading...


[Ikuti IDNJurnal.com Melalui Sosial Media]






Tulis Komentar

Untuk Berbagi Berita / Informasi / Peristiwa
Silahkan SMS ke nomor HP : 0813-6567-1385
atau email ke alamat : [email protected] / [email protected]
Harap camtumkan detail data diri Anda
Pengutipan Berita dan Foto, Cantumkan IDNJurnal.com Sebagai Sumber Tanpa Penyingkatan
Loading...